KSBSI.ORG: Jakarta- Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) semakin menyadari bahwa kekuatan serikat buruh tidak hanya melakukan aksi demo dan mengorganisir massa. Namun serikat buruh juga harus bisa menjadi gerakan yang mandiri dalam perekonomian tanpa ada ketergantungan dari pihak mana pun.
Baca juga: APBGATI Gelar Agenda Konsolidasi, Ini Yang Dibahas , Ganjar Digugat ke PTUN soal UMP Jateng, Buruh Pasang Badan, Buruh Berharap Terlibat dalam Pembahasan “Omnibus Law” Cipta Lapangan Kerja,
Untuk menjawab organisasi yang
mandiri dalam perekonomian di era industri 4.0, beberapa waktu lalu KSBSIb mengadakan
rapat umum pemilihan Ketua Koperasi. Dalam pemilihan itu, Dedi Hardianto
dipercaya menjadi ketua dan semua federasi yang berafiliasi dengan KSBSI
berharap agar dirinya bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk Koperasi
KSBSI.
Waktu diwawancarai, Dedi Hardianto
yang juga Sekretaris Jenderal KSBSI mengatakan ketika dirinya didapuk Ketua
Koperasi KSBSI, dia akan berusaha membawa peradigma baru di KSBSI. Sebab selama
ini masyarakat hanya memandang gerakan buruh hanya melakukan aksi gerakan demo dan
advokasi buruh yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) saja.
“Nah, sekarang ini kami juga sedang
membangun paradigma baru ditengah masyarakat, dengan membangun gerakan
koperasi. Jadi tidak hanya gerakan kekuatan massa dan demo saja” ujarnya,
ujarnya, saat diwawancarai di Kantor KSBSI, Cipinang Muara, Jakarta Timur,
Senin 7 September 2020.
Kata Dedi, gerakan koperasi
sebenarnya sangat berpotensi membangun kekuatan perekonomian Indonesia.
Terlebih lagi, warisan pemikiran ‘Bung Hatta’ sebagai bapak pendiri bangsa dan
koperasi Indonesia masih minim diaktualisasikan sampai hari ini.
“Sangat sedih kalau negara kita ini
sudah diwarisi ilmu pengetahuan koperasi oleh Bung Hatta, tapi generasinya masih
menyia-nyiakan. Padahal, kunci kebangkitan ekonomi Indonesia adalah semangat
gotong royong berdasarkan nilai Pancasila bukan ekonomi liberal,” tegas Dedi
yang juga pendiri Koperasi Pekerja Buruh Indonesia (KOPBI).
Oleh sebab itu, Dedi bersama Dewan
Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI memutuskan membangkitkan gerakan koperasi
dikalangan buruh. Dia menceritakan, saat ini dirinya sedang sibuk melakukan
penyusunan dan perubahan inti struktur pengurus pusat.
“Nanti kalau struktur kepengurusan
sudah selesai, KSBSI akan melakukan rapat besar dengan pengurus federasi dan
anggota untuk menentukan format gerakan koperasi 2 dan 5 tahun mendatang,”
ungkapnya.
Selain melakukan konsolidasi, Dedi
juga menyampaikan Koperasi KSBSI nantinya juga akan membangun mitra untuk
mengembangkan organisasi. Dijelaskannya, sebenarnya, KSBSI sudah hampir 2 tahun
ini melakukan tahap komunikasi. Baik berkomunikasi dengan Menteri Tenaga Kerja
(Menaker) Hanif Dhakiri yang kemudian digantikan Ida Fauziyah dalam rangka agenda
mewujudkan gerakan koperasi buruh.
“Termasuk upaya membangun mitra
dengan Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Perindustrian, aosiasi
pengusaha Apindo juga sudah dilakukan. Namun apa daya proses komunikasi yang
sudah dibangun, tahun ini agak terkendala. Karena pandemi Covid-19, membuat
kami jadi sulit bertemu dengan birokrasi secara langsung untuk merealisasikan
agenda koperasi,” pungkasnya.
Namun kendala ini tidak menjadi patah
semangat. Ia menegaskan ditengah dampak virus Corona yang menyebabkan krisis
perekonomian dan banyak buruh ter-PHK, KSBSI harus bisa menjawab tantangan
berat ini. Dedi optimis, kalau KSBSI mengedepankan semangat gotong royong gerakan
koperasi, akan bisa meringankan beban perekonomian negara serta buruh yang
kehilangan pekerjaan.
“Kekuatan gerakan koperasi itu sudah
teruji sebagai gerakan perekonomian rakyat. Sebab saat krisis moneter tahun
1998, banyak usaha perbankan yang hancur, tapi kekuatan koperasi dan UMKM tetap
bertahan. Jadi saya optimis walau Indonesia sekarang sedang terancam resesi
ekonomi, kita mampu melewatinya dengan kekuatan koperasi,” ungkapnya.
Selain itu strategi koperasi yang
akan dilaksanakan nanti akan dimulai dari hal-hal terkecil dahulu untuk
pengurus dan anggota. Dalam bentuk unit simpan pinjam anggota, pengadaan sembako.
Nah, kalau Koperasi KSBSI semakin membesar, dia mengatakan pihaknya akan
melebarkan sayap usaha. Seperti usaha ritel (minimarket), kredit murah
perumahan buruh yang bekerja sama dengan pemerintah dan usaha lainnya.
Intinya, Dedi menyampaikan serikat
buruh sangat berpotensi dalam gerakan koperasi, selama semua struktur pengurus
bersikap profesional dan transparan. Begitu juga anggota juga harus disiplin
membayar iuran. Untuk membangun kesadaran berkoperasi, KSBSI pun sudah
merencanakan akan membuat pelatihan koperasi sampai tingkat cabang, bekerja
sama dengan pihak terkait.
“Jadi cita-cita KSBSI kedepannya
tidak lagi hanya dikenal memiliki kekuatan massa yang terdidik. Tapi juga harus
bangkit membumikan gerakan koperasi dikalangan buruh. Sebab Skandinavia yang
dikenal berhasil menjadi negara paling sejahtera tidak jauh dari gerakan
koperasi yang dilakukan serikat buruhnya,” tandasnya. (A1)