Tanggapi Perubahan Iklim Kerja, Presiden KSBSI Serukan Kontrak Sosial

Tanggapi Perubahan Iklim Kerja, Presiden KSBSI Serukan Kontrak Sosial

KSBSI.ORG Jakarta - Elly Rosita Silaban Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengatakan pandemi Covid-19 telah menyebabkan dunia menglami krisis global. Sehingga banyak negara menghadapi ancaman resesi dunia. Bahkan, data terakhir yang dia dapat 495 juta orang di muka bumi ini telah kehilangan pekerjaan, termasuk di Indonesia.

Baca juga:  Beberapa Poin Rekomendasi KSBSI DKI Jakarta Menjelang Rakernas , Rakerwil KSBSI Jambi Dibuka, Sekaligus Peresmian Kantor Baru,

“Bahkan perempuan lebih terpukul. Sebagian besar dari mereka adalah bekerja di sektor pekerjaan informal dan upah yang didapat paling rendah,” ungkap Elly, saat memberikan kata sambutan dalam agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KSBSI di Hotel Bumiwiyata, Depok Jawa Barat, Jumat (11/12/20).

Ironisnya, ditengah masyarakat dunia sedang terpuruk karena pandemi tapi kekayaan para milyader meningkat. Sehingga berpotensi terjadi ketimpangan sosial, perubahan iklim cuaca dan ketenagakerjaan dan konflik sosial yang semakin menajam. Kemudian, ia menyampaikan Indonesia memang akan menyambut bonus demografi 2030 dan lapangan kerja akan semakin terbuka luas.

Menurutnya, dibalik keuntungan bonus demograsi itu, justru bisa menjadi boomerang. Sebab, keahlian dan Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa ini masih dibawah rata-rata dalam persaingan dunia kerja. Ia mengkhawatirkan, angkatan kerja generasi muda Indonesia akan kalah daya saing terhadap pekerja asing yang masuk ke Indonesia. Kalau sejak dini, pemerintah tidak memfokuskan membenahi masalah SDM.

Karena itu, KSBSI menyerukan pemulihan akibat ketimpangan sosial tersebut. Dengan membangun jaringan, melakukan kerja sama dalam memperkuat kualitas ketenagakerjaan. Dia menilai, sekuat apapun serikat buruh, akan susah mempengaruhi kebijakan kepada pemangku kebijakan melalui sosial dialog.

“KSBSI harus bisa bangkit ditengah situasi yang terpuruk ini. Membangun komitmen untuk mendorong upah layak di Indonesia sesuai komitmen program berkelanjutan SGDS,” ucapnya.

Lalu mendukung program pembangunan ekonomi yang inklusif dan tenaga kerja produktif yang layak kepada semua masyarakat Indonesia. Tegasnya, Elly mengatakan sudah waktunya dunia segera melakukan agenda ‘Kontrak Sosial’. Untuk mengembalikan keseimbangan dunia dalam mewujudkan perubahan iklim kerja yang adil. (AH)

 

 

 

Komentar