KSBSI.ORG Krisis pandemi Covid-19 yang terjadi sampai hari ini tak hanya berdampak pada perekonomian global. Tapi juga mempersulit upaya proses perdamaian yang dilakukan lembaga perdamaian dunia atau PBB. Bahkan karena konflik berkepanjangan dari negara-negara yang sedang berkonflik juga membahayakan mengancam kesehatan masyarakat.
Baca juga: Dampak Covid-19, Penghargaan HAM Terhadap Buruh Terabaikan, Catatan Kritis KSBSI: PMI Bukan Komoditas Ekonomi ,
Pada pertengahan Desember 2020 lalu, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO),
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Interpeace, dan Kantor Dukungan Pembangunan
Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (DPPA/PBSO)
menyerukan bagi pemimpin negara
yang sedang berkonflik segera mengakhirinya. Serta menawarkan mengatasi persoalan krisis kesehatan, pekerjaan yang layak dalam rangka membangun perdamaian pasca konflik.
Direktur Jenderal ILO Guy Ryder mengatakan krisis Covid-19 yang sedang terjadi semakin mengancam tatanan dunia. Tingkat ketidakpercayaan masyarakat dunia terhadap ketidakadilan atas akses layanan kesehatan, tuntutan jaminan pekerjaan layak dan diskriminasi semakin tinggi.
"Krisis COVID-19 telah memperburuk
situasi yang sudah rapuh dan mengharuskan para pemangku kepentingan untuk
bekerja sama dalam kemitraan untuk mengatasi akar penyebabnya. ILO sadar akan
tanggung jawabnya untuk mengkampanyekan perdamaian dan ketahanan di saat pandemi
global ini,”
ucapnya.
Direktur Jenderal WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus mengatakan untuk
mengatasi krisis konflik berkepanjangan, program kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas serta menjadi visi jangka panjang. Setelah itu disusul
program pembukaan lapangan kerja seluas-luasnya
dengan skema perlindungan
sosial serta meningkatkan
sumber daya manusia (SDM). Dia menilai, langkah yang dilakukan ini bisa
mempercepat proses perdamaian dunia.
“Layanan kesehatan yang adil memperkuat
kepercayaan masyarakat, yang pada gilirannya berkontribusi pada penguatan
sistem kesehatan dan upaya pembangunan perdamaian,” kata Tedros
Adhanom Ghebreyesus.
Hal senada juga disampaikan Oscar Fernández-Taranco, Asisten Sekretaris
Jenderal untuk Dukungan Pembangunan Perdamaian-PBB. Dia menerangkan bahwa pandemic Covid-19 telah memperburuk keluhan dan ketidakadilan global. Untuk mengatasi masalah
konflik berkepanjangan tersebut, sangat
dibutuhkan program pelayanan kesehatan,
kemanusiaan, dan sosial ekonomi yang
terintegrasi.
“Kami telah melihat bahwa pandemi telah
meningkatkan ketidaksetaraan sosial, ekonomi dan gender secara signifikan, dan
mengikis kepercayaan pada institusi, meningkatkan kemungkinan kekerasan. Jika
kita ingin mengatasi krisis multi-dimensi Covid-19,
kita harus menjembatani program
kesehatan, pekerjaan,
dan perdamaian serta menyusun tanggapan multi-dimensi yang menempatkan
pembangunan kepercayaan di pusat proses pemulihan,” tutupnya. (AH)