Tahun Ini Kampanye Internasional Penghapusan Pekerja Anak

Tahun Ini Kampanye Internasional Penghapusan Pekerja Anak

KSBSI.ORG Dilansir dari Thomson Reuters Foundation, dunia sedang bersiap dalam mengkampanyekan pada 2021 ini adalah Tahun Internasional Penghapusan Pekerja Anak secara global ditengah pandemi Covid-19. Kampanye internasional itu juga menjadi resolusi 193 anggota negara yang bergabung di Majelis Umum PBB (UNGA). Dimana tujuannya untuk membangun kesadaran dan mengakhiri pekerja anak di seluruh dunia.

Baca juga:  Program Pemagangan Kerja Masih Sering Disalahgunakan, Bagaimana Perlindungan Buruh Perempuan di Tahun 2021?,

Menurut data Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pada 2020, jumlah pekerja anak di seluruh dunia telah turun secara signifikan menjadi 152 juta dari 246 juta anak. Namun, wabah Corona yang terjadi hari ini menyebabkan diberbagai negara banyak anak-anak kembali di eksploitasi sebegai pekerja. Karena itu, ILO pun ikut mengkampanyekan memerangi praktik pekerja anak sampai 2025 nanti.

 

Intinya, dimasa pandemi, anak-anak yang di eksploitasi mengalami  jam kerja yang lebih lama dari sebelumnya. Bahkan kondisinya jauh lebih buruk. Disisi lain, mereka yang menjadi korban pun memang dipaksa oleh keluarganya. Dengan alasan untuk bertahan hidup karena orag tuanya telah kehilangan kerja sehingga terjadi penurunan ekonomi. Thomson Reuters Foundation menyerukan kepada semua organisasi anti pekerja anak harus bisa mewujudkan agenda ini selama satu tahun menjadi tindakan nyata.

 

Cornelius Williams Direktur Asosiasi Perlindungan Anak-UNICEF mengatakan dampak Covid-19 mengakibatkan anak-anak sangat rentan dieksploitasi. Termasuk dipaksa menjadi pekerja anak. Hal ini seharusnya menjadi tanda peringatan bagi setiap pemimpin negara pemerintah dan PBB untuk memprioritaskan penghapusan pekerja anak.

 

UNICEF menyerukan agar semua negara memberikan perlindungan sosial yang lebih komprehensif kepada masyarakatnya. Lalu memberikan akses promosi pekerjaan layak untuk orang dewasa. Supaya  langkah-langkah tersebut bisa mengembalikan anak-anak ke sekolah. Serta meningkatkan investasi dalam layanan sosial, dan lebih banyak sumber daya untuk pengawasan ketenagakerjaan dan penegakan hukum.

 

Davis Westlake dari Misi Keadilan Internasional Inggris menyampaikan untuk mewujudkan penghapusan   pekerja anak harus didukung oleh setiap pemimpin negara.  Dan harus ada  payung perlindungan hukum yang tegas dalam melindungi anak-anak.

 

Dia berharap deklarasi UNGA bisa mengarah pada investasi yang lebih besar oleh pemerintah nasional, negara donor, dan organisasi internasional dalam meningkatkan kapasitas negara-negara di seluruh dunia. Untuk menyelidiki dan menekan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk terhadap anak-anak. Serta meminta pertanggungjawaban mereka yang mengeksploitasi anak.

 

Hal senada juga disampaika Victor Sande Aneiros penulis dari Child Rights Internasional (CRIN). Ia menerangkan agenda penghapusan terhadap pekerja anak sangat dibutuhkan komitmen dari semua pihak elemen masyarakat dunia. pihaknya ingin melihat diberantasnya semua pekerjaan paksa, eksploitatif dan berbahaya yang dilakukan oleh siapa pun dari segala usia. Namun, bagi anak-anak dan remaja yang bekerja dalam kapasitas tidak kerja paksa dan membahayakan  dia mengatakan supaya pekerjaan mereka diakui dan diberikan hak dan perlindungan hukum.

 

“Serikat pekerja anak telah bertahun-tahun menyerukan agar hak dan perlindungan pekerja diberikan kepada mereka. Kami juga ingin melihat anggota serikat pekerja anak diundang ke konferensi global tentang apa yang disebut pekerja anak,” jelasnya. (A1)

 

Komentar