KSBSI.ORG, Konfederasi Serikat Buruh Internasiona atau ITUC mengutuk kudeta militer yang bterjadi di Myanmar beberapa waktu lalu. Dalam kudeta militer itu, Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint telah ditahan oleh militer dan segala bentuk kontak komunikasi juga telah diputus.
Baca juga: Buruh Diusir Paksa Perkebunan BUMN, FSB NIKEUBA Siapkan Tindakan, Aktivis KSBSI Sumatera Utara Desak BLK bisa Hadir di Kabupaten/Kota,
Alasan militer melakukan kudeta
kekuasaan, karena partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) melakukan
kecurangan. Dan mengamankan sebagian besar kursi yang tersedia dalam pemilihan
November 2020.
Sharan Burrow, Sekretaris Jenderal ITUC
menyerukan masyarakat internasional harus memberikan tekanan terhadap kudeta
militer yang terjadi di Myanmar. Dia menilai kudeta militer telah menciderai
proses yang sudah dibangun di negara itu.
“ITUC akan tetap berjuang bersama
solidaritas rakyat Burma, gerakan serikat buruh akan tetap membela kemerdekaan
demokrasi. Klaim oleh militer atas kecurangan pemilu telah ditolak oleh Komisi
Pemilihan Myanmar. Kudeta ini hanya keinginan para jenderal yang ingin mempertahankan
kekuasaan, bukan masyarakat sipil,” jelasnya.
Dibawah Konstitusi Myanmar, 25% kursi di
Parlemen dicadangkan untuk militer, dan NLD menang telak di kursi yang dapat
diperebutkan. Partai proxy militer, USDP, menarik sedikit dukungan. Tidak ada
bukti yang dapat mendukung klaim kecurangan pemilu.
Pemimpin kudeta, Jenderal Min Aung
Hlaing, bersama dengan orang lain di militer, memiliki kepentingan bisnis yang
luas termasuk kesepakatan yang menguntungkan dengan perusahaan di luar Myanmar.
Dan telah dituduh oleh PBB atas kejahatan perang sehubungan dengan penganiayaan
membunuh terhadap orang-orang Rohingya dan etnis minoritas lainnya. (A1)