KSBSI.ORG, JAKARTA Hari ini, International Labour Organization (ILO) Perwakilan Jakarta dan Timor Leste hari ini menerbitkan buku ‘Peluncuran Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Covid-19 di Tempat Kerja’, melalui webinar, Senin (8/2/21). Buku ini disusun oleh tim medis dari Ikatan Dokter Kesehatan Indonesia (IDKI) untuk memberikan edukasi pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja.
Baca juga: Tahun 2022, Presiden KSBSI Dipercaya Tuan Rumah Pertemuan Labor 20, Pemerintah Paparkan Strategi Mitigasi Sektor Ketenagakerjaan Dimasa Pandemi,
Michiko Miyamoto Direktur
International Labour Organization (ILO) Jakarta dan Timor Leste dalam kata
sambutannya menyampaikan pihaknya merasa berterima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini. Disampaikannya, ILO tetap
memantau perkembangan Covid-19 di Indonesia yang dampaknya terbilang memprihatinkan
terhadap kelangsungan usaha dan kerja.
Michiko optimis, dimasa pandemi
Covid-19, pemerintah Indonesia bisa bangkit membangun perekonomian negara. Dan
berkomitmen menyelesaikan pekerjaan berat itu sesuai agenda pemulihan ekonomi
2021.
“Saya berharap kita semua tetap
bersatu memerangi penyebaran wabah Covid-19, Pemerintah, pengusaha dan serikat
buruh/pekerja bisa melakukan sosial dialog dalam mengatasi keterpurukan ekonomi
dan tenaga kerja,” ucapnya.
Haiyani Rumondang Direktur Jenderal
(Dirjen) Biswanaker dan K3 yang diwakili Gazmahadi Direktur Pengawasan Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3) Kemnaker menyambut baik pada acara
peluncuran buku ini. Dia mengatakan sejak WHO mengumumkan Indonesia bagian yang
ikut terdampak pandemi Covid-19, pemerintah langsung bergerak cepat
mengantisipansinya.
“Wabah virus Corona yang melanda
dunia hari ini tak hanya mengancam dunia kesehatan. Dunia usaha pun banyak
terpuruk dan jutaan pekerja kehilangan pekerjaan. Semoga pandemi ini segera
berakhir dan aktivitas kita semua kembali normal,” terangnya.
Lanjutnya, Kemnaker sudah berupaya
semaksimal mungkin memerangi pencegahan penyebaran virus Corona di dunia kerja.
Melalui membuat program pengawasan dan sosialisasi protokol kesehatan (Prokes)
di perusahaan. Serta mengeluarkan peraturan menteri (Permen) yang melindungi
pekerja dari bahaya Covid-19 untuk menjamin keberlangsungan usaha.
“Kemnaker juga rutin mengkampanyekan
budaya disiplin kepada pekerja agar tetap mematuhi Prokes di lingkungan kerja.
Karena, kalau ada 1 orang saja pekerja yang dinyatakan positif Covid-19, akan
berdampak besar pada kelangsungan usaha mereka di perusahaan,” ujarnya.
Intinya, Kemnaker menyampaikan terima
kasih atas terbitnya buku pedoman pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di
tempat kerja ini. Semoga buku tersebut bisa menambah referensi bersama dalam
memerangi dan pencegahan penyebaran virus berbahaya ini.
“Kalau hanya pemerintah saja yang
bekerja mengatasi pandemi Covid-19, pasti tidak sanggup. Jadi peran semua pihak
terkait harus terlibat. Dan bila perlu kita bersatu membuat program panduan
bersama mengatasi pandemi Covid-19, untuk kelangsungan usaha bersama,”
jelasnya.
Danang Girindrawardana Direktur
Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menyambut baik peluncuran buku
tersebut. Namun ia menyarankan, ditengah pandemi ini pemerintah harus menjamin
keberlangsungan dunia usaha. Sebab, pemerintah sebenarnya telah menerapkan
panduan Prokes kepada pengusaha dan pekerja di lingkungan kerja dalam mencegah
penyebaran Covid-19.
“Jadi kami sangat berharap pemerintah
tidak usah lagi menambah pembatasan kegiatan usaha, karena bisa berdampak
pengusaha dan pekerja kami. Nah, dalam urusan ini sepertinya memang dibutuhkan
langkah sosial dialog untuk mencari solusinya,” ucap Danang.
Lanjutnya, Danang menerangkan
pemerintah juga harus bisa mengontrol segala kegiatan usaha non formal yang
sangat berpotensi penyebaran Covid-19. Sebab, pada umumnya banyak pekerja
perusahan, ketika istrahat siang sering datang ke usaha tersebut, seperti makan
siang.
“Saya nilai pemerintah juga harus
intens melakukan pengawasannya ke wilayah usaha non formal itu. Dan terakhir,
saya sampaikan buku pedoman pencegahan dan penanggulangan Covid-19 sangat
bagus. Semoga bisa bermanfaat bagi kami sebagai pelaku usaha,” tutupnya.
Sementara Elly Rosita Silaban
Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menjelaskan
keterlibatan serikat buruh mencegah penyebaran virus Corona sudah terlihat saat
Indonesia ikut terdampak wabah ini tahun lalu dan dinyatakan bagian dari
bencana nasional.
“Pengurus dan anggota kami diberbagai
daerah pun melakukan sosialisasi Prokes di lingkungan perusahaan untuk mencegah
penyebaran Covid-19 di perusahaannya masing-masing,” ungkapnya.
Tapi yang menjadi kekhawatirannya,
mayoritas perusahaan di Indonesia pada umumnya sudah menerapkan Prokes. Tapi
kalau untuk pekerja informal, sepertinya masih jarang mendapatkan sosialisasi
itu. Bahkan, mungkin ada yang mengabaikannya. Jadi, dia menyarankan pemerintah
segera menyikapi masalah itu.
Nah, terkait masalah dampak pandemi
terhadap keberlangsungan dunia usaha, Elly sepakat dengan pernyataan dari
perwakilan APINDO. Bahwa dalam mengatasi persoalan krisis ekonomi akibat
pandemi Covid-19, tidak bisa dilakukan satu pihak saja.
“Tapi semua pihak harus berkomitmen
duduk bersama, antara perwakilan pemerintah, pengusaha dan serikat
buruh/pekerja melakukan sosial dialog,” pungkasnya.
Ditengah pandemi ini, Elly menegaskan
KSBSI tidak mau menyalahkan keseluruhan soal pekerja yang saat ini banyak
terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan dirumahkan. Karena, pengusaha
sendiri pun banyak yang tidak bisa memberikan solusi keuangan, ditengah krisis
yang terjadi.
“Persoalan dimasa pandemi ini,
sebaiknya kita semua tidak perlu saling menyudutkan dan menghakimi. Tapi
alangkah baiknya bisa merumuskan solusi keberlangsungan usaha dan menjamin
pekerja agar tetap bekerja. Termasuk melindungi hak kesetaraan gender di
lingkungan kerja” tandasnya. (A1)