Demo di Kedubes Myanmar, Buruh KSBSI Koyak Photo Jenderal Min Aung Hlaing

 Demo di Kedubes Myanmar, Buruh KSBSI Koyak Photo Jenderal Min Aung Hlaing

KSBSI.ORG. Ratusan buruh dari Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) melakukan aksi demo di Kantor Kedutaan Besar Myanmar, Menteng Jakarta Pusat. Aksi demo tersebut mengecam keras tindakan kudeta militer yang dilakukan Jenderal Aung Hlaing, pada 1 Februari 2020 lalu. Serta mendukung solidaritas internasional untuk masyarakat Sipil Myanmar menolak rezim diktator.

Baca juga:  Momen IWD, ITUC Serukan Kontrak Sosial Baru Yang Kesetaraan Gender,

Situasi politik di Myanmar pun sampai hari ini masih mencekam. Pihak militer masih melakukan tindakan represif bagi yang melakukan aksi penolakan kudeta militer. Dikabarkan lebih dari dari 50 orang telah tewas. Ribuan lainnya terluka dalam aksi mereka melawan aparat militer. Sebagiannya lagi, aktivis serikat buruh/pekerja, mahasiswa, jurnalis dan masyarakat sipil ditangkap dan terintimidasi. 

Maria Emeninta aktivis perempuan KSBSI dalam orasinya mengutuk keras aparat militer yang membungkam demokrasi di Myanmar. Terlebih lagi tewasnya Ma Kyal Sin aktivis mahasiswi yang melakukan protes kudeta militer, telah melukai perasaan perempuan di seluruh dunia. Dia menegaskan bahwa Jenderal Aung Hlaing adalah seorang pengecut yang berlindung dibalik jubah militernya.

“KSBSI tetap berdiri bersama rakyat sipil Myanmar yang tetap melawan kebiadaban rezim militer penindas Hak Asasi Manusia (HAM),” tegasnya. 

Hal senada juga disampaikan Surnadi Deputi Konsolidasi KSBSI. Ia mengatakan jika ada negara yang dikuasai rezim diktator militer hanya melahirkan pembodohan, kemiskinan dan korupsi. Karena itu, KSBSI mendukung perjuangan aktivis serikat buruh/pekerja di Myanmar yang masih melakukan aksi perlawanan.

“Kekuatan buruh solidaritas internasional yang mengutamakan demokrasi dan kebebasan berserikat. Kalau kawan-kawan aktivis buruh di Myanmar di zalimi oleh rezim militer, maka KSBSI tidak akan diam. Buruh akan menuntut pemerintah memutuskan hubungan diplomatik. Karena Indonesia adalah negara demokrasi,” tegasnya.

Setelah melakukan orasi, KSBSI pun membakar photo Jenderal Aung Hlaing. Sebagai sikap mengutuk keras terhadap pembunuhan masyarakat sipil Myanmar yang menolak pemerintahan militer kembali berkuasa di negara itu. Berdasarkan pantauan, perwakilan dari Kedubes Myanmar dikabarkan tidak ada yang beraktivitas. 

KSBSI menegaskan akan kembali melakukan aksi demo dan berjanji akan membawa massa yang lebih banyak. Kami juga akan mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bersikap terhadap pembantaian kemanusiaan di Myanmar yang dilakukan penguasa militer,” tutup Surnadi. (A1)  


Komentar