Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Prof. DR Muchtar Pakpahan SH.MA, sosok yang dikenal tokoh buruh Indonesia. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Minggu, 21 Maret 2021, pukul 22.30 WIB, di Rumah Sakit Siloam, Jakarta. Beliau dikabarkan meninggal akibat menderita sakit kanker sejak beberapa tahun ini.
Baca juga: Selamat Jalan Muchtar Pakpahan, Tokoh Gerakan Buruh Indonesia,
Elly Rosita
Silaban Presiden KSBSI dalam keterangan tertulisnya mengatakan kepergian
Muchtar Pakpahan untuk selamanya tak hanya membawa rasa sedih di dunia
pergerakan buruh. Tapi untuk semua kalangan lintas aktivis. Karena ia dikenal gigih membela orang-orang
teraniaya, bahkan rela masuk penjara untuk melawan pemerintahan otoriter Orde
Baru.
“Bagi KSBSI,
Muchtar Pakpahan adalah sosok bapak yang selalu melindungi dan mendidik kami
untuk tetap setia di garis perjuangan buruh sampai hari ini,” ucapnya, Senin
(22/3/21).
Kata Elly,
pada 25 April 1992 Muchtar Pakpahan bersama tokoh gerakan opisisi rezim Orde
Baru mendeklarasikan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Kehadiran
serikat buruh ini tidak disukai oleh Presiden Soeharto waktu itu, karena SBSI
ingin menjadi serikat buruh independen, tidak mau di intervensi rezim
militerisme.
“Pasca
deklarasi, penguasa Orde Baru menggunakan berbagai cara menghancurkan SBSI.
Dari teror, fitnah bahwa SBSI adalah serikat buruh komunis. Banyak pengurus dan
anggota pada waktu itu mendapat intimidasi. Sehingga banyak yang terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK), mutasi kerja oleh perusahaan,” ungkap Elly.
Namun
ditengah berbagai macam tindakan represif, Elly mengatakan Muchtar Pakpahan
mampu menghadapi berbagai persoalan itu. Semangat setiap kader SBSI pada waktu
itu bukannya padam, tapi semakin militan.
“Pasca
kerusuhan demo buruh di kota Medan dan Siantar pada 1994, beliau terpaksa masuk
penjara bersama aktivis SBSI lainnya,” ungkapnya.
Kemudian pada
Agustus sampai Mei 1995, dia kembali mendekam di sel penjara Kota Medan
Sumatera Utara, akibat demo buruh yang berujung kerusuhan. Lalu tahun 1996, ia
kembali di penjara di LP Cipinang Jakarta Timur. Alasan pemerintahan Orba
menangkapnya karena karya disertasinya tentang buku ‘Potret Negara Indonesia’
sangat subversiv. Dalam disertasi itu, dia menilai kebijakan pembangunan dimasa
Orba telah gagal dan diperlukan reformasi.
“Cita-cita
beliau untuk mensejahterakan rakyat Indonesia lewat “Welfare State’ Negara
Berkesejahteraan sangat gigih sampai akhir hayat hidupnya. Perjuangannya akan
selalu kami kenang. Semoga amal baik Prof Muchtar Pakpahan SH MH di terima di
sisi Tuhan Yang Maha Esa,” tutupnya.
Hormat Kami
Konfederasi
Serikat Buruh Seluruh Indonesia