KSBSI.OR, JAKARTA – Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DEN KSBSI) menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-29. KSBSI yang lahir pada tanggal 25 April 1992 merupakan serikat buruh yang mempelopori lahirnya serikat buruh independen di Indonesia.
Baca juga: Serikat Buruh Harus Mampu Meningkatkan Kemampuan Riset,
Dalam
acara itu, selain diputar film sejarah perjuangan KSBSI juga digelar potong
tumpeng.
“Di
dalam serikat buruh inilah kita menemukan jati diri dan kita berjuang untuk kepentingan
buruh dan kemanusiaan,” kata Presiden DEN KSBSI, Elly Rosita Silaban dalam
acara HUT KSBSI ke-29 yang digelar sederhana di kantor Pusat KSBSI Cipinang
Muara, Minggu (25/4/2021).
Elly
mengingatkan kepada pengurus KSBSI agar jangan pernah mengkhianati buruh.
Sebagai pengurus, mengabdi dan berjuang bersama-sama buruh yang membutuhkan.
“Banyak
pasang surut terjadi selama 29 tahun ini. Namun bersama-sama kita berjuang
dalam setiap pergumulan dan penderitaan, keberhasilan dan juga cemoohan dari
beberapa masyarakat luar atau dari teman kita sendiri,” kata Elly.
Presiden DEN KSBSI, Elly Rosita Silaban.
(Foto: Media KSBSI Dokumen).
Ia
pun memberikan apresiasinya kepada para pendiri, para pemimpin, buruh dan
keluarga mereka yang berjuang sehingga KSBSI besar seperti sekarang ini.
“Tanpa
mereka, kamu dan saya tidak akan pernah menikmati kemerdekaan dan kebebasan
yang kita hadapi saat ini,” tandasnya.
Sementara
itu, Ibda Sujud, perwakilan dari Polda Metro Jaya yang hadir dalam acara ini
memberikan atensi dan perhatiannya kepada KSBSI.
“Selamat
ulang tahun kepada KSBSI. Saya amati angkanya luar biasa, lahir 92 kalau
dibalik (jadi) 29 sekarang usianya. Semakin jaya, semakin unggul, semakin sehat
dan berkah,” kata Ibda Sujud.
“Saya
berharap, antara KSBSI dan kepolisian dapat terus berpartner dan bermitra, demi
keunggulan Indonesia agar lebih unggul.” katanya.
Acara
ini dihadiri oleh Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Abdullah sani, Pimpinan
Federasi, Pengurus cabang Federasi, Pengurus Komisariat dan anggota-anggotanya.
Sejarah
KSBSI
Menariknya,
dalam film sejarah lahirnya KSBSI diketahui sejumlah nama pendiri KSBSI.
Diantaranya, Prof. Dr. Muchtar Pakpahan (Alm), Abdurrahman Wahid alias Gus Dur
(Alm), Tokoh nasional Rachmawati Soekarnoputri, Sabam Sirait, dan dr. Sukowaluyo
Mintohardjo, Aktivis buruh Eduard Parsaulian Marpaung (Flomenik) dan Rasminah
Pakpahan (FKUI).
Singkatnya,
pada tanggal 22-25 April 1992 diadakan Pertemuan Buruh Nasional di Cipayung,
Bogor. Dihadiri oleh 104 aktifis LSM dan wakil buruh. Pada hari ketiga tanggal
25 April 1992, didirikanlah Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, dengan menunjuk
Muchtar Pakpahan sebagai Ketua Umum dan Alif Raga Ismet sebagai Sekretris
Jenderal.
Deklarasi
ini selanjutnya menandai dimulainya sebuah sejarah baru pergerakan awal serikat
buruh independen di Indonesia.
Sejak
SBSI di deklarasikan pemerintah langsung melakukan tindakan represif melalui
intimidasi, PHK, dan mutasi besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan SBSI.
Diperkirakan sebanyak 5000 anggota SBSI di PHK, 108 aktifs buruh dipenjara
khususnya setelah peristiwa Medan dan Siantar tahun 1994, banyak anggota kena
daftar hitam tidak bisa melamar kerja baru, pembubaran kegiatan pelatihan, 1
orang terbunuh misterius di Lampung, polisi dan militer melakukan teror terhadap
beberapa keluarga aktifis. Kebanyakan aktifitas SBSI dilakukan secara rahasia.
Mengingat
semakin kuatnya tekanan, SBSI akhirnya mengubah strategi perjuangan.
Strateginya adalah perjuangan atau perlawanan dilakukan dengan melibatkan
jaringan luar negeri; LSM internasional, kedutaan besar asing, media asing dan
melamar menjadi anggota afiliasi wadah serikat buruh luar negeri.
SBSI
kemudian bergabung menjadi afiliasi Internasional dari serikat buruh
internasional yang saat itu ada dua, yaitu ICFTU dan WCL.
Perluasan
jaringan internasional juga dilakukan dengan menggalang lobby internasional ke
IMF dan Word Bank, bertemu dengan Presiden USA, Mr. Clinton, PM Kanada, Uni
Eropa, dan lain-lain. Terbukti, lobbi ini sangat efektif untuk menjadikan SBSI
menjadi serikat buruh yang diperhitungkan pemerintah Indonesia.
Setelah
berjuang selama 6 tahun, diikuti krisis ekonomi serta gelombang reformasi yang
melanda Indonesia, Pemerintah BJ Habibie yang menggantikan Soeharto akhirnya
bersedia meratifikasi konvensi ILO 87, yang mengatur kebebasan berserikat bagi
buruh.
Pada
saat itu SBSI memiliki 11 sektor dan 300,000,- anggota. SBSI kemudian berubah
nama menjadi Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI). Tahun 2003
SBSI berubah menjadi konfederasi dengan 11 anggota federasi afiliasi,
diantaranya; Garteks, Lomenik, KUI, Hukatan, Kikes, Fesdikari, FTA, Bupela,
Nikeuba, FPE, Kamiparho. KSBSI memiliki 350 DPC dan 20 Korwil.
Dalam
konstruksi demokrasi modern, kelembagaan serikat buruh merupakan pilar
demokrasi ke empat,di luar tiga pilar lain yang sudah lebih dahulu muncul,
yaitu; partai politik, pers, dan masyarakat sipil (civil society).
Pada
Kongres ke VIII tahun 2019, untuk menyesuaikan kebutuhan, perkembangan zaman,
aspirasi anggota affiliasi dan untuksoliditas organisasi maka nama organisasi
dirubah menjadi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia disingkat menjadi
KSBSI dengan 10 federasi yang berafiliasi didalamnya, diantaranya adalah :
1.
Federasi Konstruksi, Umum dan Informal (FKUI);
2.
Federasi Serikat Buruh Niaga, Informatika, Keuangan, Perbankan dan Aneka
Industri (FSB NIKEUBA);
3.
Federasi Serikat Buruh Kimia, Industri Umum, Farmasi dan Kesehatan (FSB KIKES);
4.
Federasi Kehutanan, Industri Umum, Perkayuan, Pertanian dan Perkebunan (F
HUKATAN);
5.
Federasi Serikat Buruh Garmen, Kerajinan, Tekstil, Kulit dan Sentra Industri
(FSB GARTEKS);
6.
Federasi Pertambangan dan Energi (FPE);
7.
Federasi Serikat Buruh Makanan, Minuman, Pariwisata, Restoran, Hotel dan
Tembakau (FSB KAMIPARHO);
8.
Federasi Logam, Mesin dan Elektronik;
9.
Federasi Serikat Pendidikan, Pelatihan dan Industri (FESDIKARI);
10.
Federasi Transportasi, Industri Umum dan Angkutan (FTA).(REDKBB)