KSBSI.ORG - Aksi kekerasan militer Israel di Jalur Gaza - Palestina mendapat sorotan tajam dari Konfederasi Serikat Buruh internasional atau ITUC. Sedikitnya 210 warga Sipil Palestina tewas dimana 61 orang diantaranya adalah anak-anak.
Baca juga: K2F KSBSI: Konvensi ILO 190 Sejalan Dengan Semangat RUU PKS,
ITUC menyerukan penghentian segera
kekerasan di Israel dan Palestina, dan pembicaraan mendesak melalui PBB dan
Middle East Quad untuk mengatasi penyebab langsung dari kekerasan dan
ketidakadilan yang mendasari dari pendudukan Israel.
"Penggusuran yang direncanakan,
jika dilaksanakan, akan merupakan pelanggaran berat terhadap kewajiban Israel
di bawah hukum internasional." jelas ITUC dalam pernyataan resmi beberapa
hari lalu.
Sharan Burrow, Sekretaris Jenderal ITUC,
mengatakan: “Kami sangat mengutuk kekerasan dan khususnya hilangnya nyawa dalam
semua kasus. Sungguh memilukan melihat keluarga Palestina diusir dari rumah
mereka untuk memberi jalan bagi pemukim Israel. Sekali lagi, pendudukan yang
tidak adil dan ilegal atas tanah Palestina, dan pendudukan Palestina oleh
Israel, adalah akar penyebabnya.
"Satu-satunya solusi yang dapat
diterima dan berkelanjutan adalah implementasi penuh dari Resolusi Dewan
Keamanan PBB yang relevan yang bertujuan untuk mengakhiri pendudukan, dengan
negosiasi yang menghasilkan keberadaan dua negara berdaulat: Palestina dan
Israel."
Dalam perkembangan lain, Ashraf
Al-A'war, Sekretaris Federasi Umum Serikat Pekerja Palestina, ditahan pada 8
Mei oleh pasukan keamanan Israel dan diinterogasi tentang kegiatan serikat
buruh hingga larut malam. Pengadilan Israel kemudian melarang dia untuk
mengambil bagian dalam serikat buruh atau pertemuan politik selama satu bulan.
“Ini adalah contoh pelecehan yang sama
sekali tidak dapat diterima terhadap seorang pejabat serikat pekerja selama dia
bekerja di serikat pekerja. Ini jelas merupakan pelanggaran Konvensi ILO 87
tentang Kebebasan Berserikat. Pembatasan aktivitas serikat buruhnya harus
segera dicabut, dan dia harus menerima permintaan maaf atas penganiayaan yang
dia alami di tangan pasukan keamanan Israel dan pengadilan, ”tambah Sharan
Burrow. (RED)