FSB KAMIPARHO IIWE KSBSI Gelar Dialog Sosial Tentang Strategi Membangun Jaringan

FSB KAMIPARHO IIWE KSBSI Gelar Dialog Sosial Tentang Strategi Membangun Jaringan

.

KSBSI.ORG, Depok-FSB KAMIPARHO dan IIWE Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) menggelar seminar dialog sosial dengan mengangkat tema ‘Membangun Jaringan Perusahaan MNC Melalui Multi Nasional Coorporation (MNC)’ di Hotel Bumi Dwiyata Depok Jawa Barat (1/6/21). Seminar ini rangkaian persiapan Kongres KAMIPARHO KE VI. Moderator diskusi langsung dipandu Sulistri Plt Ketua FSB KAMIPARHO.

Baca juga:  Kerusakan Bumi Makin Terancam, Aktivis Buruh Bahas Perubahan Iklim,

Dalam pemaparannya, Eerlina Panitri perwakilan Wilmar Grup menyambut baik dialog sosial yang digelar.  Dia menjelaskan, sejauh ini Wilmar Grup sangat terbuka mendengarkan aspirasi dan dialog dengan perwakilan serikat buruh. Salah satunya menjalin komunikasi dengan FSB KAMIPARHO.   

“Kondisi industri sawit sampai hari ini masih penuh tantangan. Terutama isu kampanye sawit hitam dan ketenagakerjaan. Bahkan isu miring dihembuskan bahwa di perusahaan perkebunan sawit masih banya memperkerjakan buruh secara tidak manusiawi,” ucapnya.

Erlina menegaskan perusahaan Wilmar Grup sangat menolak segala bentuk eksploitasi buruh. Namun sangat mendorong hak kesejahteraan yang layak di dunia kerja. Termasuk mengecam praktik kerja paksa anak serta mendukung kesetaraan gender.

“Mungkin saja masih ada perusahaan nakal yang mengabaikan hak buruh. Tapi Wilmar Grup sebagai perusahaan MNC tetap mengikuti aturan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan mendukung kebebasan berserikat,” ungkapnya.

Selain itu, Wilmar Grup sendiri telah rutin melakukan pendataan jumlah tenaga kerja mengalami sakit dan kecelakaan kerja. Serta melakukan perubahahan paradigma di perusahaan untuk memperbaiki sistem ketenagakerjaan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Nah dalam menjalankan agenda dialog sosial, pihak pengusaha, investor dan serikat buruh sebenarnya sama-sama memiliki kepentingan. Jadi, setiap kepentingan ini semuanya harus diprioritaskan dalam hubungan dialog sosial,” ucapnya.  

Sebab tidak penting, kalau perusahaan menargetkan keuntungan bisnis berlebihan, namun kedepannya menjadi masalah besar. Maka, lebih baik, semua kepentingan akan harus diutamakan. Begitu juga, pihak perusahaan harus memperhatikan kondisi buruh waktu bekerja harus nyaman.

Lalu tidak ada tekanan yang berlebihan dan memberikan jaminan perlindungan kerja dan sosial yang pasti kepada semua buruh,” imbuhnya.

Dia menjelaskan ciri khas atau instrument dialog sosial adalah: Serikat pekerja, Pengusaha, Pemerintah, LKS Tripartit, LKS Bipartit.   

Intinya, dalam menjalankan agenda dialog sosial harus mengutamakan kebersamaan, bukan sikap ego.  Kemudian saling menghargai, memiliki komitemen yang kuat dari hasil yang sudah diputuskan. Saling percaya, saling menghargai dan menjunjung tinggi kesetaraan. 

“Implementasi dialog sosia perusahaan juga tidak ada pemaksaan terhadap buruh/pekerja dalam membentuk kepengurusan serikat buruh. Dari menyusun kepengurusan, anggota dan menjalankan roda kegiatan organisasi  di perusahaan tidak ada intervensi,” tandasnya.  

Martua Raja Siregar Koordinator Nasional Program IIWE KSBSI menyampaikan FSB KAMIPARHO harus mampu membangun jaringan (network) sampai tingkat perusahaan dalam memainkan peran dialog sosial. Karena, agenda membangun network tak hanya dilakukan oleh pengurus pusat.

Tapi pengurus tingkat cabang dan pengurus komisariat tingkat perusahaan harus berperan membangun  jaringan. Supaya posisi tawar FSB KAMIPARHO semakin kuat dihadapan perusahaan dan birokrasi pemerintah.

“Termasuk membangun jaringan lintas jaringan serikat buruh/pekerja juga penting. Dengan  jejaring serikat buruh, seperti dalam bentuk aliansi, afiliasi (Federasi, Konfederasi) dan jaringan internasional,” tutupnya. (A1) 

Komentar