KSBSI.ORG, Papua - Beberapa waktu lalu, Dewan Pengurus Pusat Federasi Pertambangan dan Energi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DPP FPE KSBSI) bersama Willy Balawala perwakilan Solidarity Center Indonesia-Malaysia memfasilitasi workshop ‘Climate Change dan Just Transition’ kepada Dewan Pengurus Cabang (DPC) FPE KSBSI Kabupaten Mimika, di Hotel Horizon Diana, Kota Timika Papua. Pelatihan ini untuk memberikan kesadaran untuk menyikapi dampak kerusakan alam terhadap dunia kerja.
Baca juga: Supardi-Sulistri Terpilih Ketum dan Sekjen DPP FSB KAMIPARHO Periode 2021-2025,
Nikasi Ginting Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP FPE KSBSI
mengatakan dampak perubahan iklim
(climate change) sangat mengancam masyarakat dunia. Karena itu, aktivis buruh
tidak boleh diam. Tapi harus bergerak melakukan penyelamatan bumi untuk
generasi selanjutnya.
“Salah satu aksi kongkritnya, FPE KSBSI bersama Solidarity
Center tahun ini melakukan kegiatan edukasi. Dengan mengadakan workshop untuk
menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim dan menciptakan transisi yang
berkeadilan,” ucapnya, di Kantor KSBSI, Cipinang Muara Jakarta Timur, Jumat
(4/6/21).
Kata Nikasi, agenda FPE KSBSI tahun ini tak hanya menyikapi
soal hak normativ perburuhan saja. Tapi, isu persoalan kerusakan lingkungan
sudah menjadi prioritas. Begitu juga, saat pemberi materi menyampaikan topik
pembahasan, semua peserta tertarik mengikutinya.
“Bahkan dialog dan pertanyaan yang disampaikan peserta ke
pemberi materi sangat dinamis. Pengurus dan anggota yang mengikuti workshop
ingin sekali mengetahui isu lingkungan dan dampaknya terhadap pekerja,”
jelasnya.
Intinya, isu perubahan iklim sudah menjadi pembahasan
global. Karena itu, FPE KSBSI pun harus ikut berinisiatif untuk menyelamatkan
bumi dalam agenda transisi yang berkeadilan. Hasil dari diskusi itu juga
melahirkan beberapa rekomendasi penyelamatan bumi. Baik di lingkungan
perusahaan dan masyarakat, seperti:
1. Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari Pengurus
Komisariat PT FI, PJP, PSU, Sandvik, Saraghani, KPI, Strukturindo yang
dikoordinir DPC FPE Kabupaten Mimika akan bersama-sama memberikan masukan isu
perubahan iklim dengan dengan melakukan
penghijauan atau tanam pohon di lingkungan yang disiapkan perusahaan
diluar Job Site.
2. Membuat aksi nyata untuk tidak buang sampah sembarangan,
terkait 5R ( Reduse,reuse dan recycle,replace dan re-plan)
3. Kampanye tentang Lingkungan Hidup pada hari Lingkungan
Hidup (5 Juni 2021) dan kegiatan bersih-bersih sampah. Serta mengusulkan untuk
menyediakan tempat sampah yang organik dan non-organik.
4. Melakukan edukasi kepada masyarakat terkait Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
5. Membuat pertemuan DPC dan seluruh PK dalam rangka
memperingati Hari Lingkungan Hidup 2021.
Termasuk pada agenda Kongres FPE KSBSI bulan depan, salah
satu poin yang dibahas agenda internal adalah masalah perubahan iklim dan just
transition. Lalu membuat kesepakatan bersama dengan PT Freeport Papua menyikapi
climate change dan just transition, hak kesetaraan gender dan upah layak di
lingkungan perusahaan.
“Saya berharap dengan adanya kesepakatan bersama dengan PT.
Freeport Indonesia bisa menjadi percontohan kepada DPC dan PK daerah lainnya
untuk bekerja sama dengan perusahaan mereka di tempat bekerja,” kata Nikasi.
Sekadar tahu, buruh yang bergabung di DPC dan PK FPE KSBSI
Kabupaten Mimika, pada umumnya perusahaan dan sub kontrak PT Freeport
Indonesia. Dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup yang pada 5 Juni ini,
seluruh pengurus dan anggotanya melakukan kegiatan sosial dengan bersih-bersih
lingkungan. (A1)