Sekjen KSBSI: Buruh Harus Siap Hadapi Transisi Revolusi Industri 4.0

Sekjen KSBSI: Buruh Harus Siap Hadapi Transisi Revolusi Industri 4.0

"Dari pekerjaan konvensional digantikan dengan otomasi maka banyak pekerjaan buruh yang berpotensi digantikan oleh operator mesin-mesin otomasi, akibatnya, buruh yang tak memiliki skill tinggi akan terbuang."

Baca juga:  Sekjen KSBSI: Buruh Harus Siap Hadapi Transisi Revolusi Industri 4.0,

KSBSI.org, JAKARTA - International Labor Organization (ILO), mengatakan bahwa 56% lapangan kerja terancam akan hilang karena digantikan oleh robot dan otomasi. Maka dampak yang paling besar dari Revolusi Industri 4.0, secara langsung dirasakan oleh buruh.

"Sesiap apa Buruh Indonesia menghadapi Revolusi 4.0?" kata Dedi Hardianto, Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (Sekjen KSBSI) dalam keterangan resminya kepada Wartawan di Jakarta, Kamis (8/7/2021).

Menurutnya, persaingan bisnis yang ketat mewajibkan manajemen perusahaan untuk selalu berpikir tentang menyediakan produk dan juga layanan yang unggul. Masalahnya, salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan menerapkan teknologi otomasi industri dalam proses produksi, inilah yang berpotensi berdampak terhadap buruh.

Masalah lainnya, bagi buruh di Indonesia, transisi ataupun pengalihan pekerjaan yang diakibatkan oleh Revolusi Industri 4.0, tidak akan mudah diadaptasi.

"Dari pekerjaan konvensional digantikan dengan otomasi maka banyak pekerjaan buruh yang berpotensi digantikan oleh operator mesin otomasi, akibatnya, buruh yang tak memiliki skill tinggi akan terbuang." terangnya.

"Untuk itu diperlukan program yang menyasar Upgrade skill buruh untuk menghadapi revolusi Industri 4.0, terutama buruh KSBSI," tandasnya.

Dedi menguraikan, jika dilihat dari data media, program pemerintah yang muncul untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, telah membuat 10 program nasional, yaitu reform material flow, redesign industrial zones, embrace sustainability, empower SMEs, build nationwid digital infrastructure, attract foreign investment, upgrade human capital, establish inovation system, incentive technology investment, reoptimize regulation and policies.

'Dalam upgrade human capital, disinilah KSBSI mengambil peranan penting, meningkatkan vokasi anggota dan menempatkannya pada transisi revolusi Industri 4.0," tambahnya.

Dedi menegaskan, Buruh KSBSI harus siap menghadapi transisi revolusi industri 4.0 dengan 'Upgrade Human Capital' atau 'upgrade skill, dapat diartikan sebagai sekumpulan aspek pengetahuan, keahlian, kemampuan, hingga keterampilan yang  menjadikan seorang buruh sebagai aset di dalam perusahaan.

"Jadi, buruh bisa menjadi nilai tambah bagi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya setiap hari melalui motivasi dan kompetensi." katanya.

Dijelaskannya, untuk membantu buruh Indonesia menghadapi tantangan dan tekanan pada revolusi Industri 4.0, maka KSBSI telah membuat program terencana untuk "Upgrade Skill" yakni dengan 'Program 1 juta Sarjana Buruh KSBSI' dengan rencana kerja hingga 10 tahun ke depan.

Lebih lanjut, guna menunjang sistem perkuliahan berbasis teknologi digital during dan laring, Ia mengungkapkan, Program ini digulirkan selama 10 tahun ke depan bekerjasama dengan Yayasan Pundi Nasional Abadi (YAPUNASA) yang memiliki pusat konsultan pendidikan atau Education Consultant Center (ECC) AIR.

"ECC AIR ini yang akan melaksanakan civitas akademik berbasis aplikasi during dan luring bersama 12 Kampus di Indonesia. Kurikulumnya jelas dari 12 kampus tersebut." kata dia.

Sementara di KSBSI, pelaksanaan untuk proses pendaftaran dilakukan oleh Departemen Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan (DIKLITBANG) KSBSI.

"Jadi bagi teman-teman buruh yang ingin ikut ambil bagian dalam program sarjana ini bisa langsung mendaftarkan diri ke Diklitbang KSBSI," tandasnya.

Pendaftaran

Diketahui, untuk pendaftaran dan penjelasan sistem kemudahan dalam perkuliahan dan bagaimana skema pembiayaannya, buruh dapat langsung bertanya atau menghubungi Diklitbang KSBSI di nomor 0812-8123-9149 dan 0821-1200-5657 (WA).


Komentar