Jika Pandemi Belum Berakhir, Tingkat Pengangguran Global Semakin Bertambah

Jika Pandemi Belum Berakhir, Tingkat Pengangguran Global Semakin Bertambah

foto istimewa

KSBSI.org, Organisasi perburuhan internasional atau ILO merilis pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia menyebabkan 220 juta orang kehilangan pekerjaan karena korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Masalah ini lebih parah dari krisis keuangan pada 2008. Kemungkinan besar, jika pandemi belum berakhir, tingkat pengangguran diberbagai negara terus bertambah sampai 2023.

Baca juga:  Lebih dari 4 Miliar Orang Belum Mendapat Perlindungan Sosial,

Guy Ryder Sekretaris Jenderal ILO dalam pembukaan konferensi pers tingkat menteri negara anggota ILO mengatakan bahwa pandemi telah merontokan segala sendi perekonomian dunia. Ia berharap para pemimpin negara, pengusaha dan serikat buruh/pekerja bisa saling bersinergi mencari solusinya.

“Dunia butuh pemulihan ekonomi dan masyarakat kecil harus berhak mendapatkan vaksin anti Covid-19,” ucapnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu melalui virtual.

Lebih rinci, Guy Ryeder menerangkan bahwa krisis pandemi ini 4 kali lebih parah dari krisis keuangan dunia pada 2008-2009. Dan PBB memrediksi imbas PHK akibat Covid-19 memiliki dampak panjang sampai tahun 2023.

"Saya pikir untuk menyelesaikan masalah pekerjaan dimasa pandemi ini tidak bisa dikerjakan oleh satu pihak saja. Semua harus bergandengan tangan melakukan pemulihan ekonomi,” terangnya.

Sementara, Ida Fauziyah Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) juga tak membantah, jika dampak Covid-19 yang juga terjadi di Indonesia membuat jutaan buruh ter-PHK sejak tahun lalu. Karena itulah, dia mengajak para pelaku usaha dan serikat buruh untuk mencari solusinya.

“Saya berharap ditengah situasi pandemi yang belum berakhir ini pengusaha tidak melakukan PHK, tapi mencari solusi jalan tengahnya,” ungkap Menaker beberapa waktu lalu dalam keterangan tertulis kepada awak media.

Lanjutnya, dia menerangkan virus Corona tak hanya mengancam kesehatan dan nyawa masyarakat dunia saja. Tapi mayoritas perekonomian disemua negara ikut terpuruk, termasuk Indonesia. Ribuan perusahaan dari tingkat pusat sampai daerah pun banyak terpaksa ‘gulung tikar’. Sehingga jutaan pekerja terpaksa ter-PHK.       

Berdasarkan data, dari bulan Agustus 2019 sampai Agustus 2020 Menaker Ida Fauziyah menyampaikan pengangguran Indonesia sekitar 2,6 juta. Namun mengalami peningkatan signifikan karena pandemi menjadi 9,77 juta. Lalu tingkat pengangguran terbuka yang sempat menyentuh 4,99 persen pada Agustus 2019 meningkat menjadi 7,07 persen pada Agustus 2020.

Pemerintah telah bekerja keras meminimalisir ledakan pengangguran ini. Diantaranya dengan melakukan dialog dengan semua pihak terkait. Hasilnya terbilang maksimal, sebab  jumlah pengangguran pada Februari 2021 sempat  mengalami penurunan, hingga  menjadi menjadi 8,75 juta orang.

 “Jumlah pekerja yang terdampak juga berkurang dari sekitar 29 juta pada Agustus 2020 menjadi 19 juta pada Februari. Kesimpulannya ada 10 juta orang yang bisa dibantu dalam menyelesaikan persoalan dengan segala cara dan upaya,” ucapnya.

Menaker menegaskan bahwa dalam menyelesaikan soal ketenagakerjaan dibutuhkan kerja sama yang solid dengan semua pihak, jadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Dengan adanya sinergitas itu akan menjadi modal Indonesia apabila menghadapi gelombang Covid-19 jika terjadi lagi. 

“Saya yakin optimisme dan komitmen gotong royong adalah kunci keberhasilan sebuah negara menghadapi pandemi Covid-19,” ujarnya. (A1)

Komentar