Gelar Audiensi Bersama APINDO, KSBSI Menyampaikan Issu Prioritas untuk dibawa pada G20 2022

Gelar Audiensi Bersama APINDO, KSBSI Menyampaikan Issu Prioritas untuk dibawa pada G20 2022

Rekson Silaban Ketua MPO, Rasmina Pakpahan, Sulistri-sekretaris jenderal Kamiparho, Rasmina Pakpjahan Bendahara, Maria Emeninta Departemen Internasional KSBSI, Elly Rosita Silaban: Presiden Den KSBSI, Bapak Hariyadi Sukamdani Ketua Umum Apindo, Mira Hanartani : bidang ketenagakerjaan dan Antony Hilman Wakil Ketua

KSBSI.org, Jakarta-Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) melalui Tim L20 KSBSI yaitu Elly Rosita Silaban yg telah ditunjuk sebagai chair (ketua) L20 pada KTT G20 tahun 2022, Maria Emeninta Departemen Internasional KSBSI, Rasmina Pakpahan Bendahara Den KSBSI, Rekson Silaban Ketua MPO KSBSI dan Sulistri-sekretaris jenderal Kamiparho melakukan audiensi bersama Apindo, Audensi tersebut diterima oleh Ketua Umum Apindo Bapak Hariyadi Sukamdani, Wakil Ketua Bapak Antony Hilman dan Ibu Mira Hanartani- bidang ketenagakerjaan. pada Senin (10-11-2021) di Jakarta.

Baca juga:  FSB GARTEKS Tangerang Raya Bersama Solidaritas Serikat Buruh Demo PT. Ching Luh Indonesia ,

Tujuan dari audiensi ini adalah untuk mendiskusikan issu prioritas untuk dibawa EWG (Employment Working Group) pada G20 2022, diantaranya ; Job creation, Skill Development, Disabilitas, dan Adaptive Labour Protection  dimana dari KSBSI sendiri telah mempersiapkan tiga issu utama diantaranya; 

1. Perlindungan buruh di era digital, terkait dengan buruh platform yang tidak memiliki sistem perlindungan di Indonesia dan juga negara2 lain

2. Perubahan iklim dan transisi yg adil, skema perlindungan yang bisa di berikan terutama untuk yang berkaitan dengan masa, Transisi Energi yang direncanakan di Indonesia sampai 2050 ada juga  yang menyebut sampai 2060

3. Perlindungan sosial, dan mengusung issu ITUC “Global Fund” for social protection.

Ketiga unsur  issu utama tersebut yang telah di perkenalkan ke Apindo sekaligus untuk mendengar apa pendapat dari Apindo itu sendiri.


Disebutkan, dari beberapa diskusi, Apindo juga mengangap perlu untuk  mengangkat issu terpisah, misalnya issu regional seperti; Isu MRA (Mutual Recognition Agreement), ditingkat regional Asia tapi juga mengangkat isu-issu lokal, seperti misalnya, perkembangan digital  seperti ARBNB yang mematikan pasar hotel  di seluruh dunia, juga non regulasi sistem ketenagakerjaan pekerja platform seperti Grab, Gojek dll, ”tutur Maria saat di wawancarai.

Sebagai informasi, “ada beberapa hotel telah mengalami penurunan pasar yang sangat signifikan sejak  RBNB menjadi semakin banyak pilihan dan ini harusnya ada regulasi Negara (state) karena tidak ada hubungan Industri yang formal,“, “Semua menjadi hilang., sekaligus juga menghilangkan upah, sistem K3, jam kerja krn pengaturan di bisnis ini terlalu personal”, ujarnya. Ketua umum APINDO sendiri menyatakan tak ada yg tau sistim informasi ini selain RBNB itu sendiri, dan ini berarti menghilangkan keberadaan negara yg seharusnya mengontrolnya.

Untuk itu disepakati kedepan  isu-isu ini di tidak lanjuti. 

Pada kesempatan tersebut    KSBSI  memperkenalkan hal- hal yang sudah dilakukan KSBSI mempersiapkan L20 dimana Indonesia menjadi tuan rumah di G20 tahun depan, yang diangkat melalui kajian, riset, dan menyerahkan kertas posisi serta buku “New Social Contract”.

Melalui kegiatan audiensi ini, KSBSI berharap Apindo besama-sama Kadin selaku ketua di B20 (Business20) ibu Shinta yang juga wakil ketua dari Apindo akan ada tindak lanjut untuk mendiskusikan lebih jauh berkenaan dengan  issu-issu yang bisa di usung bersama L20/B20 dan G20.

Di pengujung pembahasan,  Tim L20 KSBSI menyerahkan menyerahkan buku hasil kajian yang dibuat oleh team L20 KSBSI tentang New Social Contract yang di wakili oleh Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban.[Red]

Komentar