KSBSI.org, Pada Kamis pagi (11/11/2021) massa Federasi Serikat Buruh Garmen, Kerajinan, Tekstil, Kulit dan Sentra Industri-Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DPC FSB GARTEKS KSBSI) Tangerang Raya melakukan unjuk rasa di PT. Victory Chingluh Indonesia yang berada di Kecamatan Pasar Kemis Tangerang Banten. Tapi, tanpa disangka saat melakukan aksi demo, justru mendapat perlakuan intimidasi dan kekerasan dari sekelompok massa yang memakai seragam merah-biru.
Baca juga: Buka Agenda Kongres, Presiden KSBSI Puji FPE Yang Telah Banyak Memberikan Prestasi ,
Dedi Supriadi Ketua Konsolidasi Cabang DPC FSB GARTEKS KSBSI
Tangerang Raya mengatakan merasa kecewa terhadap kelompok massa tersebut karena
melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap pengurus dan anggotanya yang hendak
melakukan aksi damai.
Selain itu, dia juga menerangkan kelompok massa ini mencabut
bendera organisasi lalu dijadikan alat memukul mukul mobil komando FSB GARTEKS
KSBSI. Lalu mereka merobek spanduk atau atribut organisasi dan menyobeknya.
“Tak berhenti disitu saja, spanduk yang kami miliki dikuasai
mereka juga,” ungkapnya.
Disisi lainnya aksi demo yang kami lakukan aksi damai untuk
menyuarakan hak persamaan buruh karena di PT. Victory Chingluh Indonesia telah
menghalangi dan pemberangusan serikat buruh FSB GARTEKS KSBSI,” ucapnya, saat
diwawancarai melalui seluler.
Erwinanto Wakil Ketua Konsolidasi DPC FSB GARTEKS KSBSI
Tangerang Raya menyampaikan kronologis, bahwa alasan melakukan aksi demo ke PT.
Victory Ching Luh Indonesia, di Kecamatan Pasar Kemis Tangerang karena
perwakilan serikat buruhnya di perusahaan tersebut mengalami dugaan tindakan
diskriminasi dan pemberangusan serikat buruh (union busting).
"Serta melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak
yang dilakukan perusahaan terhadap ketua pengurus komisariat (PK) FSB GARTEKS
KSBSI beberapa waktu lalu,” ucapnya, saat diwawancarai melalui seluler.
Namun, ketika massa buruh FSB GARTEKS KSBSI Tangerang Raya
sampai dilokasi aksi, sudah mendapatkan perlakuan yang tidak nyaman dari
sekelompok orang yang mengatasnamakan pengamanan aset perusahaan dengan nada
mengancam.
“Dan tidak lama kemudian mereka melakukan tindakan yang
kurang baik sedangkan kami belum menyalakan sound sistem/pengeras suara apalagi
orasi,” jelasnya.
Atas nama organisasi FSB GARTEKS KSBSI Tangerang Raya
pihaknya menyesalkan tindakan polisi yang tidak tegas dalam penanganan unjuk
rasa. Pasalnya, sudah jauh-jauh hari sudah melayangkan surat pemberitahuan aksi
demo namun pada pelaksanaan aksi kami telah terlebih dahulu ada sekelompok
orang dengan mobil lengkap dengan pengeras suara.
“Sudah selayaknya kepolisian tidak membiarkan mereka datang
dari mana mana jika tidak ada pemberitahuan sekurang kurangnya 7 hari, dan
tidak membiarkan 2 kelompok masa saling berhadapan dan terkesan hendak mengadu
domba,” ungkapnya.
Anehnya, ketika massa lain sengaja mengusir aksi demo FSB
GARTEKS KSBSI Tangerang Raya yang sudah mengirimkan pemberitahuan dan pihak
polisi juga ikut-ikutan menyuruh mundur, “Tapi justru yang kami lihat ada kesan
membela kepentingan perusahaan yang sudah melakukan dugaan diskriminasi dan
praktik union busting serta PHK terhadap Ketua Pengurus Komisariat (PK) FSB
GARTEKS KSBSI di PT. Victory Chingluh Indonesia yang merupakan supplier Brand
NIKE,” ucapnya.
Setelah mendapat intimidasi dan kekerasan fisik, akhirnya
pihaknya memutuskan kembali ke kantor DPC FSB GARTEKS KSBSI Tangerang Raya dan
tidak melanjutkan aksi demo. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi
terjadi benturan yang lebih tajam.
“Karena FSB GARTEKS KSBSI tidak mendidik anggotanya untuk
melakukan kekerasan. Namun kami akan melakukan konsolidasi langkah apa yang
akan diambil setelah rapat mengingat issu di PT. Ching Luh Indonesia dan PT.
Victory Chingluh Indonesia sudah menjadi isu Nasional bahkan Internasional,”
tutup Erwinanto. (A1)