KSBSI.org, DEPOK - Kongres ke V Federasi Serikat Pendidikan Pelatihan dan Industri (FESDIKARI) akhirnya resmi dibuka di Hote Bumi Wiyata DepokJawa Barat, Jumat (12/11/2021). Acara tersebut dihadiri oleh Elly Rosita Silaban Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), perwakilan Dewan Pengurus Cabang (DPC) FESDIKARI, Agus Hamonangan anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, pengurus pusat federasi yang berafiliasi dengan KSBSI serta tamu undangan lainnya.
Baca juga: Mengangkat Tema Sosial Dialog dan Kesejahteraan Buruh, Kongres ke VI FPE KSBSI Resmi Dibuka,
Dalam kata sambutannya, Cahyaman Ketua
Dewan Pengurus Pusat (DPP) FESDIKARI menyampaikan rasa terima kasih seluruh
tamu undangan dan pengurus cabang dari berbagai daerah yang hadir. Dia
berharap, agenda kongres yang diadakan ini menjadi ajang konsolidasi dan
evaluasi gerakan FESDIKARI untuk kedepannya.
“Saya berharap agar pemimpin yang terpilih
di Kongres ke V FESDIKARI bisa membawa perubahan. Dan meningkatkan kwalitas
gerakan dan menambah jumlah anggota untuk memajukan dunia pendidikan,” ucapnya.
Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI mengucapkan
selamat atas dilaksanakannya Kongres ke V FESDIKARI. Dia mengatakan agar semua
pengurus, baik dari pusat sampai tingkat cabang harus terus berjuang membela
hak buruh, khususnya di sektor pendidikan.
“Apalagi dimasa pandemi Covid-19, kondisi
pendidikan baik dari tingkat nasional sampai global sekarang ini mengalami
keterpurukan. Jadi, saya berharap FESDIKARI harus mampu menjawab tantangan ini
dengan memberikan ide serta gagasan,” ucapnya.
Dia juga meminta, kongres yang diadakan ini
harus bisa menghormati hak kesetaraan gender. Atau tepatnya, kepengurusan yang
terpilih nanti harus bisa mewakili perempuan masuk dalam struktur organisasi,
sesuai dari semangat AD/ART KSBSI. Kemudian serikat FESDIKARI harus mampu menjawab
tantangan zaman ditengah era revolusi industri 4.0.
“FESDIKARI harus bisa memberikan sumbasih kepada tenaga pengajar untuk mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi sekarang ini, apalagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi 2030. Jadi sangat perlu penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) sekarang ini supaya tenaga pengajar kita siap bersaing di era globalisasi,” tutupnya. (A1)