Presiden KSBSI Ingatkan Pemerintah Harus Siaga Dengan Ancaman Varian Omicron

 Presiden KSBSI Ingatkan Pemerintah Harus Siaga Dengan Ancaman Varian Omicron

Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI

KSBSI.org, JAKARTA-Elly Rosita Silaban Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengatakan agar pemerintah tetap waspada menghadapi ancaman Covid-19 varian Omicorn. Pasalnya, virus berbahaya yang diketahui dari Negara Afrika Selatan ini telah masuk ke Indonesia. Data terakhir, tercatat ada 856 warga DKI Jakarta dinyatakan positif dan menjalani perawatan khusus.

Baca juga:  Sekjen NIKEUBA Jelaskan Kurikulum Pelatihan Mendidik Buruh Jadi Cerdas, Ini Sikap Aktivis Buruh DKI Jakarta, Terkait Polemik UMP DKI 2022 Yang Diputuskan Anies Baswedan,

“Kami meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kepala negara jangan lengah terhadap ancaman Covid-19 varian Omicorn yang sedang mengancam diberbagai negara. Apalagi pemerintah tahun ini sedang mempersiapkan agenda pemulihan ekonomi,” ucapnya, saat diwawancarai di Kantor KSBSI, Cipinang Muara, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2021).

Elly menerangkan buruh tidak berharap Indonesia kembali mengalami ledakan Covid-19. Kalau tahun 2022 ini terjadi lagi, maka roda perekonomian bakal lumpuh lagi. Sehingga buruh pun dihantui ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan dirumahkan. Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah tetap siaga dan jangan menganggap enteng dengan varian Omicorn.

“Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2 tahun ini menyebabkan jutaan buruh kehilangan pekerjaan, sebagian lagi dirumahkan. Pemerintah juga belum bisa berbuat banyak mengatasi persoalan sulit ini,” kata Elly.

Ia juga menyampaikan pemerintah harus tegas membatasi Warga Negara Asing (WNA) masuk ke Indonesia. Sebab, ada beberapa negara di Eropa, Timur Tengah dan Asia saat ini sudah masuk daftar darurat Covid-19 varian Omicorn. Artinya, pemerintah jangan lagi kecolongan dan sebaiknya membuat regulasi lebih ketat bagi warga Indonesia yang hendak ke luar maupun pulang ke negara ini.

Dijelaskannya, virus berbahaya tersebut bisa masuk ke negara ini, karena ada kesan sejak awal pemerintah tidak begitu ketat membatasi WNA dan WNI keluar dan masuk Indonesia waktu itu. Sehingga Covid-19 menjadi leluasa menyebar dan banyak merengut nyawa manusia.

“Ada baiknya pemerintah belajar dari pengalaman waktu pertama kali diketahui Covid-19 di kota Wuhan Negara Cina dan Covid-19 varian Delta dari Negara India. Virus ini bisa cepat masuk ke negara kita kan karena ada dugaan salah satunya dibawa oleh Tenaga Kerja Asing (TKA) dari negara tersebut saat hendak bekerja di Indonesia,” terangnya.  

Kalau pun nantinya prediksi Covid-19 varian Omicron akhirnya meledak, dia meminta pemerintah jangan ragu menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat ditengah. Sebab, untuk menyelamatkan jutaan nyawa manusia, harus dibutuhkan kebijakan tegas. Walau tak bisa dibantah, dibalik keputusan tersebut pasti memiliki dampak pada buruh.

Saat ini dia memang mulai lega karena situasi pandemi terlihat mulai reda. Buruh juga mulai normal bekerja di perusahaan. Anak pelajar dan mahasiswa juga mulai diperbolehkan ke sekolah dan kampus. Tapi kalau seandainya nanti ledakan Covid-19 kembali terjadi, Elly ikut prihatin.

“Seperti apapun kami akan menerima keputusan pemerintah, kalau nantinya kembali dibuat kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat secara ketat, untuk mencegah penyebaran varian Omicorn tidak semakin luas,” ungkapnya.               

Intinya, 2 tahun terjadi pandemi, banyak membuat sektor usaha gulung tikar. Sebagian besar buruh pun masih terpukul, karena mengalami ketidakpastian bekerja. Karena itu, KSBSI meminta perwakilan pemerintah, pengusaha dan serikat buruh/serikat pekerja bisa duduk bersama untuk mengedepan sosial dialog.

“Salah satu prioritas KSBSI tahun ini tetap melanjutkan agenda sosial dialog untuk mengatasi pandemi Covid-19, khususnya dalam pemulihan ekonomi dan ketenagakerjaan,” tutupnya. (A1)

   

 

 

 

Komentar