Buruh GARTEKS dan Nikeuba Bogor Gelar Pendidikan Pergerakan Politik Buruh

Buruh GARTEKS dan Nikeuba Bogor Gelar Pendidikan Pergerakan Politik Buruh

.

KSBSI.org, Bogor-Dewan Pengurus Cabang Federasi Serikat Buruh Garmen Kerajinan Tekstil Kulit dan Sentra Industri dan Sentra Industri (FSB GARTEKS) dan Federasi Serikat Buruh Niaga Informatika Keuangan Perbankan dan Aneka Industri (FSB NIKEUBA) Kabupaten Bogor Jawa Barat menggelar pendidikan ‘Politik Pergerakan Buruh’. Dan dihadiri perwakilan setiap pengurus cabang, Pengurus Komisariat (PK) dan anggota.

Baca juga:  Catatan Refleksi ITUC Pada Women’s Day 2022 ,


Acara pelatihan ini dihadiri Andreas Hutagalung Departemen Komunikasi dan Politik DPP FSB GARTEKS narasumber pelatihan. Serta Bambang SY Ketua Konsolidasi DPP FSB NIKEUBA pemberi materi konsolidasi gerakan. Tujuan pelatihan untuk meningkatkan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan etika politik. Agar nantinya bisa memahami, maupun menempatkan posisi serikat buruh dalam gerakan politik.

Andreas Hutagalung mengatakan bahwa organisasi itu adalah bagian dari politik. Karena fungsi politik itu salah satunya sebagai alat untuk memutuskan kebijakan. Karena itulah, serikat buruh harus memerankan pergerakan politik. Baik dalam politik independen dan politik kekuasaan.

“Kalau kita tidak memerankan politik, maka serikat buruh tidak akan memiliki nilai jual dihadapan pemerintah, pengusaha dan serikat buruh/serikat pekerja,” ucapnya, di Sekretariat FSB GARTEKS Kabupaten Bogor, Citeureup, Sabtu (12/3/2022).

Lanjutnya, Andreas menyampaikan setiap aktivis serikat buruh itu harus bisa memerankan politik. Diantaranya, mampu memberikan gagasan untuk melakukan perubahan organisasinya. Lalu rutin memberikan doktrin kepada anggota agar menjadi militan. Kemudian mampu memutuskan kebijakan yang baik dan memerankan lobi-lobi untuk meningkatkan posisi tawar organisasi.

“Dalam politik, seorang aktivis buruh harus bisa merancang strategi untuk mengembangkan organisasinya. Dan bisa melakukan kampanye perjuangan buruh ke masyarakat luas dari yang sudah diperjuangkan,” ujarnya.


Dalam pergerakan, buruh jangan mau dijadikan kepentingan penguasa politik. Tapi harus bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah apabila tidak memihak kesejahteraan. Termasuk bisa melakukan komunikasi politik dengan pemerintah dan pengusaha. Dengan memberikan ide dan saran untuk menciptakan peraturan ketenagakerjaan yang menguntungkan semua pihak.

“Tujuan politik itu adalah kepentingan untuk perubahan. Jadi jangan pernah menganggap pemerintah dan pengusaha adalah musuh abadi. Setiap masalah hubungan industrial ada baiknya mengedepankan dialog dulu. Kalau tidak ada solusi, baru bisa dilakukan aksi demo,” terangnya.

Bambang SY menyampaikan pendidikan politik buruh ini menjadi ajang silaturahmi dua federasi serikat buruh yang berafiliasi dengan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) di Kabupaten Bogor. Dimana, dia berharap nantinya pengurus cabang dan anggota saling bersinergi untuk membesarkan organisasi.

“Saya berharap kedepannya kita harus rutin membuat pelatihan dan konsolidasi secara rutin dengan melibatkan semua federasi yang berafiliasi KSBSI. Biar nanti semuanya semakin kompak,” ujarnya.

Selain itu, Bambang juga menyampaikan rencana tentang pelatihan dan pembentukan Panser KSBSI yang rencananya akan dilakukan tahun ini diwilayah Jawa Barat. Kemudian membentuk tim organiser lintas federasi serikat buruh dalam rangka memperkuat posisi gerakan buruh KSBSI diwilayah Bogor.

“Kalau materi pelatihan Panser KSBSI di Jawa Barat sudah ada. Sekarang saya sedang menunggu kesiapan dari semua pengurus cabang federasi untuk menentukan kapan pelatihannya dibuat. Untuk masalah biayanya kita musyarawarahkan nanti,” ucap Bambang.

Terakhir, dia mengatakan agar semua pengurus dan anggota federasi serikat buruh yang berafiliasi dengan KSBSI harus rutin mengkampanyekan gerakan buruh di media sosial (Medsos). Sebab, di era teknologi digitalisasi sekarang ini, peran Medsos sangat berpengaruh kepada masyarakat luas.

“Jangan pernah malu untuk mengkampanyekan segala kegiatan KSBSI di Medsos, baik lewat tulisan dan photo seperti di Facebook, Instagram dan Youtube,” tutupnya. (A1)

                                                                                                               

Komentar