KSBSI.org, Jakarta – International Labour Organization (ILO) bersama-sama serikat pekerja/serikat buruh, antara lain Konfederasi Seluruh Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan SARBUMUSI,SBMI,KSPN,SPMI, menyelenggarakan diskusi program pekerja anak di sektor perikanan dan kerja paksa pada Jumat (18/03/20220).
Baca juga: Sekjen KSBSI: Buruh Menolak Wacana Penundaan Pemilu 2024,
Muhammad Nour Programme Officer ILO Jakarta Accelerator Lab
8.7 menyampaikan, diskusi tersebut bertujuan untuk membahas Isu utama di sektor
perikanan, kondisi pekerja migrant mengingat
sektor perikanan yang regulasinya
masing sangat minim, memperkuat kerangka hukum, kebijakan, dan peraturan terkait
tenaga kerja sektor perikanan.
Muhammad Nour ,"Para peserta banyak
gagasan dan usulan kegiatan. Banyak permasalahan dalam sektor perikanan muncul
dan didiskusikan dan solusi pun ditawarkan dengan niat untuk memperbaiki
situasi, agar dapat lebih mendukung dan melindungi para pekerja,"
imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ely Rosita
Silaban selaku Presiden KSBSI mengusulkan serikat pekerja /buruh harus memiliki
jaringan dan kertas posisi paper sebagai wadah untuk menuangkan pokok
pikiran-pikiran untuk sajikan ke pemangku kebijakan/pemerintah.
Supardi dari Federasi Kamipharho KSBSI
menambahkan, tujuan lain dari diskusi
yaitu melindungi hak-hak tenaga kerja di sektor perikanan, juga mendorong
kehadiran lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerja migran
sepanjang siklus migrasi, mulai dari masa perekrutan hingga akhir masa kontrak
kerja perlu adanya perlindungan Advokasi.
Dari diskusi yang melibatkan berbagai
kalangan serikat buruh/serikat pekerja, tertangkap beragam pandangan dan
representatif buruh/pekerja, pemberi kerja, pemerintah, sektor swasta, para
pembeli, organisasi non pemerintah.
Dari hasil diskusi agenda pertemuan
konsultasi dengan konfederasi Serikat Pekerja /Buruh tujuan dan sasaran
2022-2023 Program Accelerator Lab 8.7 di Indonesia, dijadikan dasar untuk
membuat kelompok kerja antara ILO
beserta serikat pekerja/serikat buruh secara detail secara umum disimpulkan ada
4 hal kunci yang ditawarkan untuk di kerjakan bersama-sama, yakni: membuat
jejaring khususnya Lab 8.7 di sector
perikanan.
Kedua, yang tidak kalah penting ialah
melakukan Advokasi Kebijakan
Ketiga, melakukan public campaign (membuat film mengenai perbudakan modern di
sector perikanan)
Kemempat, membuat kertas posisi paper
berbasis data dan fakta untuk di sajikan kepada pemerintah dalam rangka
mengubah kebijakan yang lebih ramah terutama di sektornya perikanan.
"Gagasan dan usulan aksi yang
mengemukan dalam dialog akan membentuk
aliansi atau komite bersama /jejaring aksi prioritas akan menjadi dasar
pengembangan rencana kerja sasaran 2022-2023 Program Accelerator Lab 8.7 Indonesia," tandas Irham Ali Saifudin National Programme Officer
International Labour Organization (ILO). [Red]