Berikan Wejangan di HUT KSBSI, Waketum Kadin: Kesejahteraan itu Ukurannya Bukan Uang!

Berikan Wejangan di HUT KSBSI, Waketum Kadin: Kesejahteraan itu Ukurannya Bukan Uang!

Adi Mahfudz Wuhadji, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Ketenagakerjaan. (Foto: RedHuge/KBB)

"Saya digembleng kurang lebih 18 tahun di lingkungan perusahaan Jepang, Saya dari Tukang Ketik. Saya bangga menceritakan ini karena saya juga berawal dari Tukang Ketik."

Baca juga:  Tolak Kekerasan, ITUC Peringatkan Dampak Perang Ukrania-Rusia,

KSBSI.org, JAKARTA - Adi Mahfudz Wuhadji, Wakil Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan, berharap Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia di usianya yang ke-30 tahun masih tetap tangguh dan bisa melewati ujian dalam perjuangannya yang panjang.

Adi mengupas, bahwa perjuangan jangka panjang untuk kesejahteraan baik buruh maupun pengusaha, bukan lah diukur dengan uang.

"Kesejahteraan itu ukurannya bukan di duit (Uang) sebenarnya." kata Adi saat memberikan sambutan di acara HUT KSBSI Ke-30 di Gedung KSBSI, Cipinang Muara, Jakarta, Senin (25/4/2022).

Menurutnya, perjuangan yang nilainya uang, itu adalah jangka pendek, sama halnya dengan pengusaha, itu bukan dinilai dari banyaknya duit.

"Kalau diukur dengan banyaknya duit, itu pengusahanya jangka pendek, sedangkan untuk jadi jangka panjangnya, pengusaha itu dinilai dari asetnya." terang Adi.

Sementara perjuangan jangka panjang pekerja atau buruh dinilai dari pendidikannya, keterampilannya dan sertipikasinya.

"Pokoknya masalah keahlian. Disitu mau upskilling, skilling dan seterusnya." bebernya.

Menurutnya, itulah yang menjadi semangat KSBSI menjadi Chair di L20 yang nantinya dapat memberikan kontribusi di Konferensi Tingkat Tinggi G20.

Bangun Karakter

Menurut Adi, itulah yang menjadi bagian dari hulu ketenagakerjaan. Ia pun mengajak untuk mandiri. 

"Jadi sebetulnya disitulah, saya senantiasa mengajak para sahabat saya, karyawan saya ribuan, saya bisnis di property, ada bisnis di main power juga ada di restoran, tentu tidak mudah untuk menapak kesana, sama...kita melewati ujian." terangnya.

Adi pun memberikan masukan kepada buruh KSBSI, menurut Adi, kalau mau sejahtera, buruh jangan hanya sekedar mempersepsikan diri sebagai buruh semata, namun harus mempu membangun karakter dan prilaku.

Demikian juga dengan dirinya selaku Pengusaha. Adi mengatakan tidak ada buruh atau pengusaha yang dadakan. Bahkan menurutnya, orang yang bodoh atau miskin itu bukanlah dadakan, tapi karena kemalasan. Seperti halnya orang pintar itu terjadi karena rajinnya, kerja keras dan seterusnya.

Jadi Tukang Ketik

Ia pun mengupas, bagaimana dulu seorang Adi Mahfudz Wuhadji sebelum menjadi pengusaha, adalah seorang buruh. Adi mengaku digembleng selama 18 tahun di Perusahaan Jepang sebagai Tukang Ketik.

"Saya digembleng kurang lebih 18 tahun di lingkungan perusahaan Jepang, Saya dari Tukang Ketik. Saya bangga menceritakan ini karena saya juga berawal dari Tukang Ketik." bebernya.

Sertipikasi sebagai Tukang Ketik diraihnya dari Balai Latihan Kerja (BLK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMA) di Warung Buncit Jakarta Selatan.

"Saya punya sertipikasi Ketik dari BLK SMA 60 Buncit," akunya.

Hebatnya, pada dekade tahun 90-an Adi adalah juara pada perlombaan Ketik se-DKI Jakarta.

"saya tahun 90 juara ngetik se-DKI. Kan Luar Biasa, yang tukang ketik saja jadi Pengusaha, apalagi Panjenengan," kata Adi kepada Buruh KSBSI. (Panjenengan adalah bahasa jawa, sangat sopan, merujuk pada orang yang dihormati yang artinya adalah Kamu).

"Serius.." katanya, Tukang Ketik waktu itu, belum mengantongi sarjana..belum. Tapi Saya bangga," seru Adi disambut tepuk tangan buruh dan Pengurus KSBSI.

Ia menceritakan, diterima bekerja di perusahaan Jepang Nipponkue pada tahun 90-an. Ihwal diterima di Nipponkue karena Adi satu-satunya calon karyawan pada saat tes seleksi yang tidak meminta gaji.

"Saya diterima di Nipponkue perusahaan Jepang, waktu itu kantornya di Indra Karya tahun 90-an, itu karena saya yang satu-satunya ndak minta gaji, Saya yang diterima. waktu itu kalau nggak salah gajinya sekitar 275 (ribu). Itu sudah lumayan, luar biasa dan saya bangga." akunya.

Kerjasama dengan KSBSI

Ia pun kembali mengajak buruh dan Pengurus KSBSI sambil merujuk pada Mars KSBSI yang mengupas kemandirian Serikat Buruh agar tidak hanya menjadikan Mars KSBSI Sebagai nyanyian semata, tetapi juga diresapi dan diterjemahkan dalam kehidupan.

"Jadi rekan-rekanku semuanya mari kita resapi tadi (Mars KSBSI) itu kan penuh semangat, penuh dedikasi, tapi hanya sebatas nyanyian jika Panjenengan tidak mampu menterjemahkan bahwa KSBSI adalah rumah Panjenengan untuk mandiri." kata dia.

Adi juga mengajak Pengurus dan Buruh KSBSI untuk mandiri dalam hal ini jika nanti pensiun dari aktivis perburuhan, bisa membangun usaha yang dikelola secara mandiri.

Tak cuma mengajak Pengurus KSBSI untuk mendiri, sebagai Kadin Indonesia, Adi juga siap menagih janji Kesepakatan kerjasama antara KSBSI dengan Kadin Indonesia dalam waktu dekat ini, utamanya setelah Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah.

Baru kali ini Kadin Indonesia bekerjasama dengan KSBSI. "Dalam sejarah Kadin Indonesia, baru kali ini kami ada MoU dengan KSBSI. Itu kami Serius, Nanti habis Lebaran, Saya tagih janji Bu Presiden KSBSI untuk tandatangan itu," tandasnya disambut tawa KSBSI.

[REDHUGE/KBB]


Komentar