KSBSI.org, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengutuk keras atas kasus penembakan Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera. Dia tewas akibat ditembak tentara Israel saat melakukan tugas peliputan di Kamp Pengungsi Jenin, Tepi Barat Palestina, pada Rabu (11/5/2022). KSBSI pelaku yang melakukan pembunuhan sangat tidak manusiawi. Karena saat Shireen ditembak sedang memakai identitas kartu resmi pers.
Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI dalam
keterangan resminya mengatakan kematian Shireen
Abu Akleh adalah bagian duka dari aktivis serikat buruh diseluruh dunia.
Sebab, profesi jurnalis juga seorang buruh. Dimana selama ini mereka bertugas
tanpa pamrih untuk mengabarkan kebenaran. Termasuk hubungan jurnalis dengan
serikat buruh selama ini sangat dekat.
“Jurnalis juga sangat banyak sekali
membantu perjuangan aktivis buruh melalui pemberitaan yang mereka tayangkan
diberbagai media. Sehingga perjuangan buruh sangat terbantu. Bahkan banyak
diantara mereka yang tewas terbunuh ikut terlibat berjuang bersama buruh,” ucap
Elly, di Cipinang Muara, Jakarta Timur, Selasa (17/2/2022).
Kata Elly, serikat buruhnya ikut mendukung kasus penembakan Shireen Abu Akleh dilakukan investigasi secara
independen, tanpa ada intervensi dari pihak Israel. Sebab, lembaga
internasional seperti Konfederasi Serikat Buruh Internasional atau
International Trade Union Confederation (ITUC) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) bidang HAM telah merekomendasikan kasus ini dibawa ke Mahkamah Pidana
Internasional (International Criminal Court/ICC).
KSBSI juga mendesak supaya PBB bersikap
tegas untuk segera menghentikan segala aksi represif militer yang dilakukan
tentara Israel di Palestina. Sebab, kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan
masalah. Justru hanya membuat trauma berkepanjangan dan menghancurkan masa
depan anak-anak.
“Atas semangat kemanusiaan KSBSI selalu
mengutuk kekerasan atas nama senjata. Sikap ini selalu kami suarakan seperti
kasus kudeta milter di Myanmar, perang Ukrania-Rusia, termasuk penolakan
pendudukan tentara Israel di Palestina,” ungkapnya.
Shireen Abu Akleh lahir pada 3 Januari 1971
dari keluarga penganut agama Kristen di Yerusalem. Dimana kota tempat
kelahirannya ini dikenal pusat konflik Israel dan Palestina. Selama hidupnya,
dia salah satu jurnalis yang paling
berani melaporkan pelanggaran. serta kekejaman tentara Israel saat melakukan
pendudukan tanah Palestina.
Terakhir ia bergabung dengan Al-Jazeera,
stasiun TV yang berbasis di Qatar, sejak 1997 sampai maut menjemputnya. Saat
hari terakhir proses pemakamannya, Shireen
Abu Akleh dihantar oleh ribuan masyarakat Palestina. (A1)