Salah Satu Ancaman Serikat Buruh Adalah Terputusnya Regenerasi Kepemimpinan

Salah Satu Ancaman Serikat Buruh Adalah Terputusnya Regenerasi Kepemimpinan

Dedi Hardianto :Sekjend DEN KSBSI

KSBSI.org, JAKARTA-Beberapa waktu lalu, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengadakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) di Golden Boutique Hotel, Jakarta Pusat. Agenda yang dihadiri perwakilan federasi serikat buruh yang berafiliasi dan Koordinator Wilayah (Korwil) KSBSI ini tujuannya untuk melakukan evaluasi kinerja internal organisasi. Serta merancang agenda program yang akan dikerjakan kedepannya.

Baca juga:  Kasus Pelanggaran HAM Dunia Kerja di Rantai Pasok Perusahaan Multinasional Sangat Tinggi,

Ada yang menarik dari kegiatan yang diadakan selama 3 hari tersebut. Salah satunya membahas regenerasi kepemimpinan muda untuk dipersiapkan memimpin KSBSI. Dewan Eksekutif Nasional (DEN) KSBSI memang sudah memiliki Departemen Youth KSBSI. Dimana perannya membuat pelatihan dan kegiatan sosial dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan solidaritas kepada kader muda dari setiap federasi yang berafiliasi.

Stijn Sintubin Koordinator ACV-CSC International dari Negara Belgia yang selama ini menjadi mitra kerja KSBSI juga menyampaikan pesan, agar KSBSI fokus mempersiapkan pemimpin muda. Dia menilai, selama ini pengurus KSBSI telah banyak membuat prestasi dalam dunia perburuhan. Baik ditingkat nasional sampai internasional.

“Saya berharap agar semua pengurus KSBSI sekarang ini harus mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan perjuangan buruh. Karena usia kita pasti menua, tidak mungkin selamanya memimpin serikat buruh,” ucapnya.

Sementara itu, Dedi Hardianto Sekretaris Jenderal (Sekjen) KSBSI mengakui salah satu tantangan berat KSBSI hari ini memang mempersiapkan pemimpin muda KSBSI. Karena itu, DEN KSBSI sejak 3 beberapa tahun ini telah berupaya mendorong Youth KSBSI membuat pelatihan dan kegiatan sosial untuk meningkatkan kwalitas kepemimpinan muda buruh.

“Namun harus diakui, program-program yang sudah dijalankan belum mencapai target dari yang diinginkan. Dan tahun depan DEN KSBSI berencana membuat pertemuan kader-kader muda tingkat nasional, sekaligus ajang evaluasi dan membuat program,” ungkap Dedi.

Ia menegaskan setuju, jika kepemimpinan KSBSI harus melakukan regenerasi kepemimpinan. Sebab, tantangan serikat buruh kedepannya semakin berat. Dan dunia sekarang ini sudah memasuki era industri 4.0. Sehingga, sebagian pekerjaan manusia telah diambil alih oleh teknologi digitalisasi, otomatisasi dan robotisasi. Termasuk regulasi ketenagakerjaan yang dibuat pemerintah pun semakin  

“Menurut saya, orang-orang muda yang bisa menjawab tantangan berat ini. Karena mereka memiliki semangat yang tinggi. Namun mereka harus dibekali SDM dan diberi kepercayaan menjadi pengurus. Supaya mental kepemimpinan mereka memiliki karakter yang kuat untuk menjalankan roda organisasi,” ujarnya.

Karena itu, Dedi berharap agar semua federasi yang berafiliasi KSBSI juga memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyiapkan regenerasi pemimpin muda serikat buruh. Baik dari tingkat nasional sampai daerah. Sebab, pekerjaan berat ini tak bisa dikerjakan semata oleh DEN KSBSI .

“Tapi kita semua harus gotong royong,” jelasnya.

Menurut Dedi, beberapa federasi afiliasi KSBSI sekarang ini sudah ada yang fokus memberdayakan kader-kader mudanya untuk disiapkan menjadi pemimpin. Mereka juga diberikan kepercyaan menjadi pengurus, dari tingkat Pengurus Komisariat (PK), Dewan Pengurus Cabang (DPC) sampai Dewan Pengurus Pusat (DPP).

“Tapi ada juga federasi belum terlihat menjalankannya, sehingga secara keseluruhan belum merata. Saya pikir masalah ini menjadi catatan penting bagi kita supaya regenerasi kepemimpinan di KSBSI tidak terputus,” ucapnya. (A1) 

Komentar