KSBSI.org,Federasi Logam, Mesin dn Elektronik afiliasi Konfederasi Serikt Buruh Seluruh Indonesia (F LOMENIK KSBSI) baru saja melaksanakan Kongres ke VII di Cikarang Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Hasil kongres tersebut memilih Dewan Pengurus Pusat untuk periode 2022-2026. Dimana, Jajuli terpilih sebagai Presiden F LOMENIK KSBSI dan Eduard Parsaulian sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen).
Baca juga: KSBSI Hadiri Forum Perburuhan Laut Asia Tenggara di Thailand, Ini Yang Dibahas,
Eduard Parsaulian Marpaung saat diwawancarai
mengatakan selain memilih ketua umum dan sekjen beserta jajaran Dewan Pengurus
Pusat (DPP), juga merumuskan Garis Besar Haluan Organisasi untuk 4 tahun
kedepan. Dia menjelaskan kondisi gerakan buruh hari ini telah mengalami
degradasi. Salah satunya hadirnya omnibus law Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
“Undang-undang ini banyak mendegradasi hak buruh.
Sehingga buruh di sektor federasi kami ikut berdampak. Berdasarkan hasil
keputusan kongres, F LOMENIK KSBSI mendesak pemerintah mencabut klaster
ketenagakerjaan dari UU Cipta Kerja,” ucapnya beberapa waktu lalu, di Cipinang
Muara Jakarta Timur.
Peserta agenda kongres juga membahas tentang tren
peralihan pekerjaan konvensional ke pekerjaan teknologi digital, otomatisasi
dan robotik, serta peralihan pekerjaan industri mobil ke tenaga listrik.
Kemudian membahas dampak buruh terhadap perubahan iklim yang bakal mengancam
pekerjaan.
“Menyikapi masalah transisi ini F LOMENIK KSBSI
mendesak pemerintah untuk segera menyikapi secara serius,” terangnya.
Selain itu, Eduard juga kembali menegaskan bahwa UU
Cipta Kerja sebuah kemunduran dalam mewujudkan kesejahteraan buruh. Sebab
pemerintah sendiri tidak menjamin masa depan kerja di Indonesia. Terutama dalam
sistem kerja korja (outsourcing), kondisi buruh semakin simpang siur, tidak ada
kepastian.
“Bagi kami UU Cipta Kerja justru membawa transisi
status pekerjan buruk, bukan menuju yang baik. Kemudian, dalam pembahasan
agenda GBHO kongres, F LOMENIK KSBSI akan memperjuangkan program jaminan sosial
lebih memihak buruh dan mendorong pekerjaan layak,” terangnya.
Kemudian, peserta kongres juga membahas program
pengembangan cabang dan jumlah anggota diberbagai wilayah. Karena, sekarang ini
jumlah Dewan Pengurus Cabang (DPC) hanya 18 cabang. Jadi, sangat dibutuhkan
program penambahan cabang. Lalu, DPP F LOMENIK yang terpilih akan fokus untuk
merapikan administrasi dan data base seluruh anggota.
“Jumlah pengurus DPP F LOMENIK pun sekarang ini sudah
mewakil perempuan secara lengkap sebanyak 30 persen,”jelasnya.
Nah, untuk program jangka pendek yang akan
dilaksanakan DPPP FSB LOMENIK adalah menjadikan organisasi ini tumbuh secara
mandiri dan bisa memberikan gagasan untuk mensejahterakan buruh. Lalu membuat
program pengakaderan, pelatihan lobi dan advokasi.
“Kami juga memperkuat posisi tawar F LOMENIK KSBSI
semakin kuat dihadapan pemerintah dan pengusahan dengan melakukan agenda sosial
dialog,” tutupnya. (A1)