KABAI.org, Hari ini Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Provinsi Riau menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakorwil) di Hotel Pangeran Kota Pekanbaru dengan mengangkat tema “Membangun citra positif kelapa sawit melalui peningkatan kapasitas petani dan tenaga kerja di sektor kelapa sawit”. Pembukaan acara tersebut langsung dibuka Afriansyah Noor Wakil Menteri (Wamen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
Baca juga: KSBSI: Perlunya Penguatan Jejaring Regional untuk Mendorong Perlindungan Pekerja Perikanan,
Selain Wamenaker, Rakorwil ini juga dihadiri Gubernur Riau Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Pol M Iqbal, Dedi Hardianto Sekretaris Jenderal (Sekjen) KSBSI serta Juandy Hutauruk Koordinator Wilayah (Korwil) KSBSI Riau. Dan sekitar 1000 orang pengurus dan anggota federasi yang berafiliasi dengan KSBSI.
Dalam kata sambutannya, Afriansyah Noor menyampaikan ucapan selamat atas terselenggaranya Rakorwil KSBSI Riau. Ia berharap agar Rakorwil yang digelar nntinya mampu memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah. Terlebih lagi, wilayah Riau merupakan pengolahan industri sawit terbesar di Indonesia.
"Saya mengundang KSBSI untuk berdialog, karena dialog sosial bisa mencairkan suasana dan menyelesaikan persoalan dengan cara damai. Supaya investasi aman dari luar dan bisa mempekerjakan orang banyak," ujar Afriansyah.
Soal kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Dia mengatakan kebijakan itu memang tak bisa dicegah karena ini dampak pandemi serta faktor lainnya. "Dan sebagai solusinya Kemenaker memberikan bantuan subsidi upah yang gajinya di bawah Rp 3 juta sebesar Rp 600 ribu perorang. Memang jumlahnya tak banyak tapi semoga bisa membantu mengurangi beban buruh," tuturnya.
Sementara itu, Sekjen KSBSI Dedi Hardianto mengapresiasi Rakorwil KSBSI Riau ini yang terlaksana dengan baik. "Saya melihat koordinasi KSBSI Riau mampu melakukan mencari banyak sponsor sehingga kegiatan terlaksana dengan baik," terang Dedi.
Dedi juga berharap Rakorwil ini adanya masukan dalam situasi dan kondisi dunia tenaga kerja dan industri di Riau saat ini. Pada kesempatan Dedi juga menyampaikan tentang isu nasional seperti Omnibus Law, serta kenaikan BBM.
"Untuk kenaikan BBM belum ada perintah untuk aksi. Kendatipun demikian kita ingin keterbukaan dan dialog bersama pemerintah dan buruh karena dinilai lebih kondusif. Sebab dengan dialog kita mengetahui apa menyebabkan APBN ambruk sehingga menaikkan BBM,"katanya.
Isu lainnya disampaikan Dedi terkait dampak digitalisasi yang membuat buruh hilang pekerjaan sehingga meminta pemerintah menyiapkan lapangan kerja digitalisasi bagi pekerja yang terdampak. Dan isu perubahan iklim.
Sementara itu Gubernur Riau Syamsuar mengapresiasi kegiatan Rakorwil KSBSI Riau yang mendukung sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit dan tenga kerja. “Tentunya kegiatan ini saya apresiasi, karena juga tema yang disampaikan itu juga cukup bagus. Apalagi kaitannya langsung berkaitan dengan sawit, petani dan tenaga kerja,” ucapnya.
Di kesempatan itu, Syamsuar mengajak semua pihak untuk memperhatikan sektor perkebunan kelapa sawit. Hal itu dikarenakan sangat berkaitan dengan kapasitas dari tenaga kerja dan petani sawit.
Sementara itu, Juandy Hutauruk mengatakan kegiatan Rakorwil KSBSI Riau dilaksanakan selama 3 hari, yakni 12-14 September 2022 di Hotel Pangeran Pekanbaru. "Acara Rakorwil ini dihadiri kurang lebih 1.000 peserta dari unsur seluruh Federasi KSBSI se Provinsi Riau,"ujarnya.
Kegiatan ini tambahnya berlangsung berdasarkan kerjasama antara Korwil KSBSI Riau dengan BPDPKS selaku pendana kegiatan, selain beberapa mitra kerja maupun stakeholder KSBSI yang turut serta berpartisipasi.
Bahwa kegiatan Rakorwil KSBSI Riau merupakan kegiatan yang mengacu kepada AD/ART organisasi dan akan merancang program kerja organisasi dalam rentang waktu 2023-2024 mendatang.
"KSBSI Riau dalam kegiatan tersebut akan berbicara tentang isu-isu international, nasional, UU 21/2020 ttg Cipta Kerja, UMK 2023, Climed Change, Transisi Energi, Bonus Demografi bahkan tentang politik," tutupnya. (sumber riau24.com)