Kongres ke-5 ITUC Melbourne Menyerukan Untuk "Kontrak Sosial Baru"

Kongres ke-5 ITUC Melbourne Menyerukan Untuk

Delegasi KSBSI di Kongres ITUC yang ke-5, dari kiri Rekson Silaban, Emma Liliefna, Maria Emeninta, Elly Rosita Silaban, Dedi Hardianto

KSBSI akan berkontribusi, menghadiri acara side event yang menjadi rangkaian acara kongres, termasuk juga dalam memberi intervensi pembahasan-pembahasan pleno atas isu-isu krusial di ITUC saat ini, untuk merumuskan kebijakan 4 tahun ke depan.

Baca juga:  Sesi kedua Konferensi Perempuan Dunia ITUC Mengangkat Isu Upah setara, Kesetaraan Gender,Ttransisi yang Adil dan Kepemimpinan,

KSBSI.ORG, JAKARTA - Kongres ITUC yang ke-5 resmi digelar hari ini. Perhelatan tingkat dunia yang diadakan per-4 tahun sekali ini, resmi dibuka di Melbourne, Australia pada, Kamis (17/11/2022) sore jam 16:00 waktu setempat atau jam 12:00 WIB waktu Indonesia.

Sambutan tuan rumah yang disampaikan langsung oleh presiden Australian Council of Trade Union (ACTU) Michelle O’Neil didampingi sekjennya Sally McManus menekankan bahwa, pergerakan mereka semakin fokus dengan penguatan PKB yang menjadi inti memajukan lebih dari 2 juta anggotanya, terutama untuk menjamin kelangsungan kerja, namun juga sangat terdepan dalam mendorong isu-isu perubahan iklim dan memperomosikan Kontrak Sosial Baru.

Dalam pembukaan itu, hadir juga senator Patrick Dodson dari Partai Buruh yang sebelumnya menjabat sebagai ketua ketua serikat buruh wilayah Aborigin. Senator Dodson adalah tokoh spektakuler Australia, seorang pendeta yang memenangkan medali perdamaian John Curtin.


Acara pembukaan Kongres ITUC ynag ke-5 ini sarat dengan tampilan budaya pedalaman Australia yang banyak termarginalkan saat ini, seperti klan Wurundjeri komunitas Aborigin dan Woiwurrung. 

Dalam sambutannya, Sharan Burrow-sekjend ITUC yang berasal dari Australia ini menyatakan keharuannya, karena latar belakangnya sendiri berasal dari antara suku pedalaman tersebut. Karena itu kehadiran mereka dalam performance seni asli penduduk pedalaman Australia menjadi kebanggaan khusus Sharan yang bahkan sempat menitikkan airmata tokoh besar yang terkenal keras tersebut.

Turut hadir dalam acara besar tersebut Guy Ryder, mantan direktur jenderal ILO yang baru saja pension Juli lalu. Guy sebagai satu-satunya dirjen ILO yang pernah muncul dari dunia serikat buruh ini menyatakan kekagumannya akan kepemimpinan para perempuan besar seperti Sharan Burrow dan Mechele O’Neil yang terkenal sangat berani dan kuat memimpin organisasinya. 

Guy juga menekankan betapa banyaknya tantangan-tantangan besar di masa kepemimpinan mereka seperti krisis kesehatan karena pandemi covid, saat ini krisis energi, krisis ekonomi keuangan bahkan krisis pangan secara massiv dan ini semua tentu mempengaruhi standar kehidupan manusia di seluruh dunia. 

Selama 15 tahun ke depan semua ini belum akan pulih. Akan menjadi kritikal poin bagi pemimpin ITUC yang disoroti kemamapuannya mengatasi hal ini dan demokrasi serikat buruh di negara-ngara anggota ITUC akan diperlukan untuk mengatasi semua tantangan tersebut dan persatuan harus menjadi kekuatan bersama yang lebih baik ke depan.

Dalam sambutuan berikutnya Ayuba Wabba, presiden ITUC menekankan penegakan dan penghormatan HAM harus menjadi kekuatan tersistem. Keadilan sosial menjadi kekuatan dan sisi positif dalam mengatasi banyak persoalan di negara-negara anggota ITUC karena itulah pengenalan dan penegakan perlunya Kontrak Sosial Baru, termasuk dalam pemulihan akibat pandemi dan krisis. 

Ayuba menekankan beberapa hal yang perlu jadi perhatian bagi penguatabn ITUC dalam Kontrak Sosial Baru antara lain, promosi kerja, hak, upah, perlindunagn sosial, kesetaraan dan inklusif menuju pekerjaan yang layak.

Hal tersebut kemudian diperkuat Sharan Burrow dalam sambutan pembuka kongres yang menekankan perlunya transformative dalam pemulihan semua krisis dan kesulitan saat ini. 


Delegasi KSBSI dalam kongres ini 6 orang: Elly Rosita Silaban-Presiden KSBSI, Dedi Hardianto-Sekjend KSBSI, Rekson Silaban-MPO, Emma Liliefna-Ketua K2N dan Maria Emeninta, Departemen Internasional KSBSI.

Maria dalam kesempatan lain mengatakan KSBSI akan berperan aktif dan berencana mengikuti keseluruhan acara secara intensif.

"KSBSI akan berkontribusi, menghadiri acara side event yang menjadi rangkaian acara kongres, termasuk juga dalam memberi intervensi pembahasan-pembahasan pleno atas isu-isu krusial di ITUC saat ini, untuk merumuskan kebijakan 4 tahun ke depan." kata Maria saat dihubungi melalui pangilan telepon pada, Kamis (17/11/2022). 

"Salah satunya, meningkatkan kuota gender menjadi 50% dari quota saat ini 40%, sebagaimana diputuskan dalam Konferensi ke 4 Perempuan Dunia di Melbourne Conference and Exhibition Center (MCEC) sehari sebelumnya, pada 16 November 2022 dan diterima dalam pembahasan General Council ITUC pada sidang pagi, 17 Nopember 2022." tutup Maria. Demikin disampaikan dari Melbourne, Australia. (RED/HTS/MKJ) 

Komentar