KSBSI.org,JAKARTA-Alson Naibaho Sekretaris Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) DKI Jakarta mengatakan bahwa dia tak membantah jika kondisi internal organisasi ini sedang mengalami degradasi gerakan. Selain itu, jumlah anggota dari tiap cabang federasi juga mengalami penurunan secara drastis.
Baca juga: Tanah KSBSI di JEUNGJING Bebas Blokir dan Perkara, KSBSI Apresiasi Wamen ATR/BPN dan PSI,
“Saya
mewakili pengurus Korwil DKI Jakarta juga mengakui, gerakan KSBSI DKI Jakarta
tidak kritis lagi. Seperti menyikapi kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi yang tidak memihak pada kepentingan buruh,” ucapnya, saat diwawancarai
di Kantor KSBSI, Cipinang Muara Jakarta Timur, Senin (13/3/2023).
Padahal,
lanjut Alson, ciri khas serikat buruh itu dikenal masyarakat sebagai gerakan
sosial dan alat kontrol kebijakan politik. Contoh, baru-baru ini ada wacana,
pemerintah provinsi DKI Jakarta akan
menerapkan jalan berbayar dibeberapa wilayah. Nah, jika wacana tersebut dikaji
secara kritis, tentu akan membawa dampak kerugian bagi buruh formal maupun non
formal.
“Namun
sampai hari ini, wacana tersebut belum kami sikapi secara kritis,” ungkapnya.
Kemudian,
dalam agenda program pelatihan dan pengkaderan bagi anggota tiap perwakilan
cabang federasi pun juga sangat jarang dilakukan. Nah, jika alasan KSBSI DKI
Jakarta sekarang ini mengalami penurunan jumlah anggota, karena banyak
perusahaan yang relokasi ke daerah lain, Alson mengatakan alasan tersebut hanya
alasan pembenaran saja.
“Sebab,
hanya beberapa jenis perusahaan saja yang memilih relokasi dari Jakarta,
seperti sektor industri garmen dan tekstil. Namun, diluar sektor itu kan masih
banyak tidak pindah, seperti sektor perhotelan, otomotif dan pekerja platform
digital,” ucapnya.
Artinya,
ditengah KSBSI DKI Jakarta sedang mengalami keterpurukan, dia tidak mau lagi
mencari kami ‘kambing hitam’ untuk siapa yang harus disalahkan. Namun, ada
baiknya semua pengurus internal Koordinator Wilayah (Korwil) DKI Jakarta untuk
melakukan refleksi. Serta membangun komunikasi yang baik, agar kedepannya tidak
ada lagi terjadi kesalahpahaman.
“Memang
kami akui, komunikasi kami dengan Dewan Pengurus Cabang (DPC) federasi yang
berafiliasi dengan KSBSI di Jakarta sangat kurang. Sehingga, semuanya tidak ada
saling bersinergi,” terangnya.
Bahkan,
pada agenda Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) KSBSI DKI Jakarta tahun lalu di
Sentul Kabupaten Bogor Jawa Barat, salah satu pembahasan utamanya adalah
masalah lemahnya komunikasi. Sehingga semuanya saling mengedepankan sikap
egois. Karena itu, hasil keputusan yang telah disepakati, peserta forum
Rakerwil pengurus Korwil DKI Jakarta dan pengurus cabang tidak lagi saling
menyalahkan.
“Namun
kami membuat komitmen bersama agar bersatu lagi untuk melakukan konsoldasi
internal,” ujarnya.
Salah
satu wujud komitmen ini adalah, Alson
mengatakan pengurus Korwil KSBSI DKI Jakarta bersama DPC yang berafiliasi,
minimal 1 bulan sekali rutin melakukan agenda pertemuan. Dan agenda pertemuan
tersebut sudah berjalan 3 bulan.
“Dalam
pertemuan konsolidasi ini, banyak yang kami bahas, khususnya masalah isu-isu
perburuhan dari tingkat nasional sampai lokal, termasuk berencana membentuk
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) KSBSI DKI Jakarta,” pungkasnya.
Selain
itu, Alson menyampaikan bahwa sebenarnya, kader-kader KSBSI DKI Jakarta dari
tiap federasi semuanya sudah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni.
Termasuk, kemampuan mengadvokasi, jika ada anggotanya mengalami perselisihan
hubungan industrial di perusahaan.
“Tapi
kelemahan kami sekarang ini adalah, militansi dan semangat untuk membangun
basis massa kuat dari setiap federasi afiliasi KSBSI DKI Jakarta justru semakin
menurun,” tegasnya.
Oleh sebab itu, dia menyampaikan sudah waktunya semua pengurus federasi afiliasi KSBSI DKI Jakarta tidak perlu lagi berjalan masing-masing. Serta merasa federasinya yang paling unggul dibandingkan federasi yang lain. Namun ada baiknya, semua pengurus dan anggota harus saling bersinergi, membangun kesadaran kritis, menciptakan ikatan emosional yang kuat serta masing-masing harus meninggalkan sikap egoism. (AH)