KSBSI Kembali Bertemu Dengan UNRC Bahas Penerapan SDG

KSBSI Kembali Bertemu Dengan UNRC Bahas Penerapan SDG

KSBSI, UNRC, ILO saat melakukan pertemuan bahas SDG

Inisiasi KSBSI melakukan diskusi dengan UNRC berserta 3 tim ahli yang didampingi oleh ILO beserta 3 tim ahlinya. Kami berdiskusi antara lain tentang Kerja Layak (SDG8), Perubahan Iklim (SDG’s 13), Kesetaraan Gender (SDG’s 5) dan memastikan masukan dan usulan serta keterlibatan serikat buruh dalam mendesign dan tertuang dalam laporan.

Baca juga:  DPP F HUKATAN KSBSI Gelar Training Organizer dan Kepemimpinan Buruh di Kota Lampung , Talk Show KSBSI, Regulasi Cipta Kerja Langgar Konvensi ILO 98/1949? Simak Ulasannya, Talk Show KSBSI, Regulasi Cipta Kerja Langgar Konvensi ILO 98/1949? Simak Ulasannya, Sambut Ramadhan 2023, Garteks Peduli Serang Kembali Lakukan Penggalangan Dana Untuk Anak Yatim,

KSBSI.ORG, JAKARTA - Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) hari ini bertemu dengan pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam hal ini Unites Nations Resident Coordinator (UNRC) di Indonesia, Valerie Julliand didampingi Direktur International Labour Organization (ILO) Jakarta, Michiko Miyamoto.

Presiden KSBSI, Elly Rosita Silaban mengatakan bahwa tidak ada satupun yang tertinggal dalam isu ini, dan semua punya tanggung jawab yang sama tentang Sustainable Development Goal’s (SDG's).

"Inisiasi KSBSI melakukan diskusi dengan UNRC berserta 3 tim ahli yang didampingi oleh ILO beserta 3 tim ahlinya. Kami berdiskusi antara lain tentang Kerja Layak (SDG8), Perubahan Iklim (SDG’s 13), Kesetaraan Gender (SDG’s 5) dan memastikan masukan dan usulan serta keterlibatan serikat buruh dalam mendesign dan tertuang dalam laporan." kata Elly Rosita Silaban, Presiden KSBSI usai menghadiri pertemuan di Kantor UN Jakarta, Rabu (05/04/2023).

Pertemuan KSBSI dengan UN didasarkan atas dua isu. Yang pertama, tentang framwork PBB yang melibatkan aspek sosial dalam hal ini melibatkan serikat buruh serta tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya, karena sudah menjadi kewajiban PBB dalam melibatkan aspek sosial dalam hal ini serikat buruh. Kedua, tentang isu yang akan dibawa ke highlevel forum tentang SDG's PBB yang akan berlangusng di New York pada bulan Juli mendatang, dimana akan menetapkan 5 goal SDG's yang menjadi sorotan terutama oleh ITUC.

Maria Emeninta, Koordinator Regional ACV-CSC-KSBSI menambahkan bahwa, dalam pertemuan tersebut KSBSI menyampaikan beberapa aspirasi terkait isu SDG's. Tadi juga ada, setidaknya atas 3 hal yang menyoroti antara lain, goal 8 tentang Decent Work yang cenderung stucknan.

"KSBSI sudah pernah menyampaikan beberapa usulan kepada pemerintah, tapi tidak jelasnya pemerintah dalam mengakomodir tentang isu itu, tidak ada informasi sampai sekarang. Belum lagi tentang K3 dan bagaimana mewujudkan kerja layak di Indonesia." jelas Maria.

Pertemuan tersebut juga menyinggung soal SDG's goal 7 tentang energi yang menjadi sorotan utama di Highlevel forum mendatang. Hal itu berkaitan erat dengan goal 13 tentang Climate Change, dan juga berkaitan dengan goal 8 pekerjaan layak.

"KSBSI menyampaikan kebutuhan akan dukungan PBB dan ILO untuk mewujudkan kebijakan Just Transition di Indonesia. Dimana, KSBSI sudah menyuarakan hal itu dari 2018, bagaimana pentingnya mengimplementasikan Just Trasisition di Indonesia, apalagi sekarang di era dekarbonisasi dan energi." ungkap Maria.

Maria menyoroti masih absennya roopmap tentang Ketenagakerjaan terutama mengenai isu yang berkaitan dengan batu bara atau pensiun dini di PLTU, hal ini menjadi kekwatiran tersendiri bagi pekerja yang akan terimbas. 

Sementara itu, Sulistri tim KBSSI lebih menyoroti tentang gender, Ia mengatakan aspek gender juga menjadi sorotan pada diskusi kali ini, karena kaitannya dengan fokus PBB dalam menyiapkan laporan kerangka kerja sama untuk pembangunan berkelanjutan yakni rentan gender.

"Berkaitan dengan pentingnya meratifikasi Konvensi ILO 190 dan ini dikaitkan dengan RUU KIA yang saat ini sedang berporses dan juga tentang UU tindak pidana kekerasan seksual." ucap Sulistri.

KSBSI juga meminta bagaimana upaya PBB dalam mendorong melalui ILO atau kerja lain, supaya ini diwujudkan di indonesia.

Menanggapi masukan dari KSBSI, Valerie Julliand, pejabat UNRC mengatakan mendukung penuh dan bersimpati dengan isu global yang KSBSI bawa, Ia pun berjanji untuk mendukung setidaknya dalam beberapa hal.

Ia mengutip dari pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, bahwa Dia pernah mengatakan bahwa semua memiliki goal yang sama, solidaritas yang sama, tidak masing-masing, goal yang berpusat pada orang dengan meletakkan manusia sebagai center melalui aksi komprehensif yang berpusat pada orang, bukan pada bisnis atau yang lainnya.

UNRC juga menyoroti tentang Climate Change, apa yang menjadi permasalahan bagi buruh dengan isu Climate Change dan Just Transition. Melihat bahwa belum ada konsep apa yang dilakukan pemerintah untuk transisi, untuk melakukan transisi 165 ribu buruh yang akan terimbas, walaupun ada iming-iming dengan 5O ribu pekerjaan baru, tapi itu sesuatu yang tidak seimbang. 

Maria Emeninta juga menambahkan tentang bagaimana sebaiknya skema transisi. Untuk itu, pengatahun buruh dan masyarakat sangat perlu. Ia mengatakan, PBB akan mendukung dalam beberapa bentuk sosialisasi ke anggota KSBSI dan buruh lainnya, semacam kampanye bersama untuk menginformasikan apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan. 

"Mereka juga setuju untuk membuat kerangka konsultasi, kerangka koordinasi, setidaknya dua kali dalam setahun, Valerie Julliand juga siap untuk berbicara sebagai narasumber atau akan difasilitasi oleh ILO untuk mengadakan kegiatan yang bertujuan ke arah itu." tambah Maria.

Dalam diskusi tersebut, ILO Jakarta menekankan segera akan mengadakan program Just Transition, ILO mengatakan segara akan ada projeck, dimana sudah disetujui oleh Ibu Putri Dirjen PHI dan Jamsos Kemnaker.

(RED/HTS/KSBSI)



Komentar