Menaker memberikan apresiasi atas deklarasi yang dilakukan 6 Konfederasi besar tersebut. Menurutnya, pemerintah setuju dengan concern yang dilakukan bersama untuk mengatasi isu perubahan iklim dan transisi energi yang adil.
Baca juga: Rancang Kertas Posisi Perubahan Iklim dan Transisi Energi yang Berkeadilan, DPP FPE Gelar Workshop Nasional ,
Ksbsi.org, Jakarta - 6 Konfederasi Serikat Pekerja Serikat Buruh terbesar di Indonesia menggelar deklarasi Forum Komunikasi Gabungan Konfederasi Serikat Pekerja Serikat Buruh untuk Perubahan Iklim dan Transisi Yang Adil atau disebut FOR-JET SP/SB di Jakarta pada, Kamis (12/12/2024)..
Ke-6 Konfederasi itu adalah:
Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI);
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea atau KSPSI CAITU;
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat atau KSPSI Pembaharuan;
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Yorris Raweyai;
Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia atau disingkat (K-SARBUMUSI);
Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Pimpinan Bambang Wirahyoso.
Dalam deklarasi itu, Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban yang ditunjuk sebagai Koordinator FOR-JET SP/SB menyerahkan kertas posisi kepada Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI Prof. Yassierli, Ph.D.
Dalam kesempatan itu, Menaker memberikan apresiasi atas deklarasi yang dilakukan 6 Konfederasi besar tersebut. Menurutnya, pemerintah setuju dengan concern yang dilakukan bersama untuk mengatasi isu perubahan iklim dan transisi energi yang adil.
“Saya setuju (Deklarasi FOR JET SP/SB untuk Perubahan Iklim dan Transisi Yang Adil) merupakan concern kita bersama. Kita tidak hanya berbicara tentang tantangan saat ini, tapi kita juga berbicara tentang tantangan kita ke depan.” kata Menaker Yassierli.
Ia kemudian menyinggung konsep ‘no one left behind‘ yang menjadi prinsip dalam konsep perubahan iklim dan transisi yang adil. “Semangat no one left behind itu dahsyat yaa..” katanya. Menurut dia, semangat no one left behind, artinya harus maju bersama.
“Jangan lagi kita berbicara tentang zero Sum game. Zero Sum Game itu artinya kalau a menang yang b kalah, atau yang b menang yang a kalah.” kupas dia.
Menaker menuturkan, sebenarnya pracktically tidak ada itu zero sum game, tetapi ujungnya adalah negatif sum game, dan yang kita inginkan itu adalah positif sum game. “Makanya kita harus melakukan perencanaan sedini mungkin.” tandas Menaker.
Semangat inklusif ‘No One Left Behind’
Ia kembali mengupas beberapa poin yang penting dalam mengatasi isu perubahan iklim dan transisi energi yang adil.
“Pertama, kita memaknai transisi energi yang berkeadilan, memang konteks utamanya adalah ancaman terkait tentang global warmming. Jadi saya senang sekali deklarasi ini menyatukan antara perubahan iklim dan transisi energi. Itu satu paket.” kata Yassierli.
“Ini adalah potret yang menjadi consideran kita, 196 negara sepakat untuk membatasi global warming di angka 1,5 derajat celsius, ada Paris agrement. Kalau ini tidak kita antisipasi apa dampaknya, maka itu menjadi kesepakatan lintas negara, akan terjadi cuaca ekstrim, kenaikan permukaan laut, sudah ada beberapa kasus di Indonesia, di beberapa negara juga ada, kerusakan keanekaragaman hayati, gangguan produksi pangan dan seterusnya,” jelasnya.
Ia mengatakan, yang menjadi agenda hari ini merupakan semangat bersama untuk masa depan anak dan cucu bangsa Indonesia.
“Untuk anak cucu kita, kita care, kita peduli, dan kita ingin semua komponen itu maju bersama. Dan Indonesia juga berkomitmen ikut Science Paris Agrement, targetnya mengurangi gas rumah kaca hingga 30 sampai 40 persen pada tahun 2030.” tandasnya.
Menaker kemudian menjelaskan, ini adalah gambaran ketika memang sudah ada keinginan, komiten untuk re-new energi.
“Kita lebih concern, kalau saya dan kita semua.. terkait dengan keadilan ke depan itu, (ditujukan) untuk semua, specially adalah untuk ketenagakerjaan kita.” kata Menaker.
Ia kemudian memastikan, pemerintah siap membantu. Ini adalah momen yang penting yang mendapat dukungan dari Pemerintah.
“Menurut kami ini adalah luar biasa, kami di dalam masih coba menata, kita masih banyak pe-er, terkait tentang UU Ketenagakerjaan yang baru. Masih banyak hal yang juga harus kita lakukan. jadi sekali lagi, ini adalah sebuah upaya yang luar biasa, kita pasti dukung. Kami siap menunggu output-nya nanti, apakah white paper atau apakah undangan untuk kita duduk bersama, dan kita sambut masa depan untuk anak cucu kita yang lebih baik, dengan semangat tadi adalah inklusif dan no one left behind,” pungkas Menaker Yassierli.
[RHW/REDKBB]