Elly mendorong pemerintah untuk memberikan akses lebih luas kepada buruh perempuan, termasuk kemudahan mendapatkan modal usaha serta keterlibatan aktif dalam proses pembuatan kebijakan ketenagakerjaan. Ia menekankan pentingnya ruang bagi perempuan untuk berbicara dan terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.
Baca juga: KSBSI dan BPJS Watch Soroti RUU Kesehatan, Elly: BPJS Milik Peserta bukan Milik Pemerintah!,
KSBSI.ORG, JAKARTA - Jelang peringatan Hari Buruh Internasional (May Day), Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Elly Rosita Silaban, menyoroti masih minimnya perbaikan signifikan terhadap kesejahteraan buruh perempuan.
Menurut Elly, buruh perempuan hingga kini masih menghadapi standar ganda, baik dalam kesempatan kerja maupun dalam sistem pengupahan. “Meskipun ada upaya menyetarakan upah berdasarkan jenis kelamin, perubahan yang terjadi masih belum terasa signifikan,” ujarnya, Senin (28/4/2025).
Ia juga menyoroti tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur dan padat karya, yang sebagian besar mempekerjakan buruh perempuan. Kondisi ini diperparah pascapandemi Covid-19, di mana perempuan berperan besar dalam mengelola keuangan rumah tangga.
“Setelah Covid-19, beban perempuan semakin berat. Selain kehilangan pekerjaan, mereka harus mengelola kebutuhan keluarga seperti pendidikan anak, listrik, kontrakan, hingga kebutuhan pangan,” paparnya.
Elly mendorong pemerintah untuk memberikan akses lebih luas kepada buruh perempuan, termasuk kemudahan mendapatkan modal usaha serta keterlibatan aktif dalam proses pembuatan kebijakan ketenagakerjaan. Ia menekankan pentingnya ruang bagi perempuan untuk berbicara dan terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.
“Perempuan harus didengar agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar menjawab kebutuhan riil di lapangan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa perjuangan untuk kesetaraan gender merupakan tantangan global. “Bahkan di negara maju, kampanye memperjuangkan kesetaraan dan penghargaan terhadap kontribusi perempuan di sektor domestik masih terus berlangsung,” tuturnya.
Elly berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret demi meningkatkan kesejahteraan buruh perempuan, sejalan dengan semangat kesetaraan yang digaungkan dunia internasional. (RED/Handi)