KSBSI.ORG, Organisasi media Inggris dan afiliasi IFJ, Persatuan Jurnalis Nasional (NUJ) telah menulis surat kepada Perdana Menteri Boris Johnson dan Menteri Luar Negeri Dominic Raab. Mereka meminta kepada pemimpin negara ini segera memberikan bantuan kepada pekerja media di Negara Afghanistan. Pasalnya, kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata Taliban meningkat.
Baca juga:
Dalam surat terbuka, yang dikirim pada
tanggal 4 Agustus, organisasi tersebut menyerukan pengenalan program visa
khusus. Supaya memungkinkan
pekerja media yang bekerja untuk outlet berita Inggris dan keluarga bisa meninggalkan Afghanistan dan tinggal di
Inggris dengan aman.
Dan pentingnya surat tersebut, karena pekerja media sedang
mempertaruhkan nyawa
mereka untuk melaporkan berita konflik senjata Afghanistan untuk media Inggris. Sebab
selama bertahun-tahun, hasil
laporan berita mereka sangat penting.
Namun kondisi
pekerja media ini sedang berbahaya
ditengah meningkatnya kekerasan di negara itu sejak penarikan pasukan NATO.
Wartawan
sendiri sudah menjadi sasaran kelompok
Taliban. Pada 16 Juli
lalu, Danish Siddiqui,
jurnalis foto India dari
kantor berita Reuters, tewas dalam baku tembak. Nyawanya tak bisa
diselamatkan waktu meliput pertempuran
sengit antara pasukan keamanan Afghanistan dan gerilyawan Taliban. Dia
mengenakan jaket persnya waktu terjadi baku tembak dan tubuhnya dimutilasi saat berada dalam
tahanan Taliban.
Dominic Raab MP sendiri
telah
mengakui keberanian
para jurnalis Afghanistan. Serta akan mempertimbangkan untuk mengizinkan mereka yang bekerja
untuk media Inggris supaya bisa datang dan tinggal di Inggris,
kalau posisi nyawanya terancam. Sementara pemerintah Amerika Serikat sudah mengumumkan pada 2 Agustus mereka memperluas
akses ke Program Penerimaan Pengungsi A.S bagi masyarakat sipil
yang nyawanya sedang terancam.
Sekretaris Jenderal NUJ Michelle Stanistreet
mengatakan bahwa situasi keamanan di Afghanistan sudah tidak nyaman lagi.
Dan sudah waktunya bagi
pihak terkait untuk meningkatkan dan menawarkan dukungan
dan bantuan kepada mereka yang terancam.
Sekretaris Jenderal International
Federation of Journalists (IFJ) Anthony Bellanger mengatakan pihaknya bersama afiliasinya tetap memantau dengan cermat situasi pekerja
media di Afghanistan yang
semakin memburuk. “Tidak
ada cerita yang layak mempertaruhkan nyawa. Kami menyerukan kepada pemerintah
internasional dan otoritas nasional untuk melakukan segala daya mereka untuk
melindungi semua jurnalis, staf, dan keluarga mereka,”
tandasnya. (sumber ifj.org)