Dugaan Kasus Penipuan Calo Tenaga Kerja Kembali Terjadi

Dugaan Kasus Penipuan Calo Tenaga Kerja Kembali Terjadi

foto istimewa

KSBSI.org, Bukan rahasia umum lagi tentang maraknya kasus percaloan tenaga kerja diberbagai daerah. Seperti diwilayah industri, diantaranya Kabupaten Bekasi, Karawang Jawa Barat serta Kabupaten Serang Banten. Modus para sindikat percaloan tenaga kerja ini bermain rapi. Karena pemainnya ada oknum dari dalam perusahaan dan bekerja sama dengan oknum masyarakat disekitar perusahaan.

Baca juga: 

Nah, saat mereka menjumpai korban yang ingin bekerja di perusahaan, pada umumnya para sindikat ini selalu memberikan janji manis. Setelah korban tergiur, akhirnya mereka meminta uang kepada si korban, sebagai jaminan masuk kerja di perusahaan. Memang, dari janji manis ini ada yang akhirnya bisa bekerja di perusahaan. Tapi lebih  banyak, menjadi korban penipuan.

 

Berdasarkan dari berbagai informasi, baru-baru ini kembali lagi terjadi korban penipuan percaloan tenaga kerja. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Tangerang, dimana, diduga puluhan orang yang ingin mencari pekerjaan, justru menjadi korban penipuan lowongan kerja (LOKER). Oleh para sindikat, korban dijanjikan bekerja di perusahaan ternama daerah Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Namun syaratnya, para korban diharuskan membayar sejumlah uang hingga puluhan juta rupiah kepada calo tersebut yang berinisial DW alias BA.

 

Kejadian ini sebenarnya sudah berlangsung selama satu tahun. Namun, kabarnya sampai hari ini para korban belum juga menerima panggilan kerja. Dengan alasan kondisi perusahaan sedang tidak stabil atau sudah tutup untuk penerimaan karyawan baru. Dari informasi yang didapat dari para korban lainnya, selain AN, RN, BS, NR dan AD.

 

Diduga ada korban puluhan calon tenaga kerja yang dijanjikan bekerja oleh oknum calo akan ditempatkan bekerja di perusahaan ternama di PT. Victory Chingluh Indonesia. Dan mereka rata-rata sudah menyetorkan uang sebesar Rp5.000.000 kepada DW oknum calo pemberi tenaga kerja.

 

AN salah satu korban menuturkan, bahwa dia dimintai uang sebesar Rp10.000.000. Dia juga  mengaku sudah memberikan uang sebesar Rp5.000.000 sebagai down payment (DP). Namun, sudah lebih dari 1 tahun dirinya belum ada panggilan kerja dari perusahaan yang bergerak di bidang sepatu itu.

 

Selain dimintai uang Rp.10 juta rupiah untuk bisa masuk kerja di perusahaan itu, juga ada biaya-biaya lainnya. Seperti biaya pendaftaran Rp300.000, biaya kursus jahit sebesar Rp200.000, selama dua jam atau dua kali pertemuan, bagi yang non pengalaman. Setelah itu, AN diharuskan menebus sertifikat kelulusan menjahit atau paklaring senilai Rp150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) kepada DW yang diduga oknum calo pemberi tenaga kerja.

 

Hal tersebut diceritakan oleh AN kepada awak media ini, Minggu (19/3/23). Dia berharap uangnya segera dikembalikan sesuai perjanjian yang sudah ditandatangani di atas materai. Bahwa bilamana tidak masuk kerja, uang akan kembali. Namun sampai saat ini sudah hampir 1 tahun belum juga ditepati.

 

“Uang kami itu kan dapat pinjam ke orang lain, dan terpaksa bila tidak segera dikembalikan uang kami, kami akan melaporkan kepada aparat penegak hukum," ucapnya dengan nada kesal.

 

Kemudian korban lainnya RN, NR dan BS juga menyampaikan hal yang serupa dengan AN, karena kesal dan kecewa, tidak adanya kepastian, kapan mereka bisa bekerja di perusahaan yang dijanjikan untuk bisa membantu perekonomian keluarga. Mereka sudah memberikan sejumlah uang kepada DW. Namun tidak ada panggilan kerja hingga saat ini, dan mereka menegaskan, bilamana tidak segera mengembalikan uangnya, maka para korban akan melaporkan ke pihak Kepolisian.

 

Lalu mereka pun menguasakan hal tersebut kepada salah satu lembaga di Tangerang untuk meminta uang mereka kembali. Adapun upaya yang dilakukan dari perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) itu yaitu sudah dua kali mendatangi kediaman DW, namun belum juga menemukan hasil. Pasalnya oknum calo itu menyampaikan, dirinya hendak menjual aset sebidang tanah miliknya untuk mengembalikan uang tersebut kepada para korban calon tenaga kerja.

 

Saat dikonfirmasi awak media ke oknum calo tersebut dikediamannya, dan bertemu dengan suaminya, mengatakan hal senada disampaikan, "Iya bang, kami kooperatif kok dan bertanggung jawab. Siapapun yang datang ke sini, kami temui dan jelaskan. Bahwa kami sedang berupaya menjual aset tanah untuk mengembalikan uang yang sudah kami terima dari para calon tenaga kerja tersebut," dalih suami oknum calo DW.

 

Lanjutnya, "Kami hanya membantu mereka yang kesulitan untuk bekerja di perusahaan tersebut, toh merekapun datang ke sini atas kemauan sendiri. Karena kondisi saat ini perusahaan sedang tidak menerima karyawan, jadi harus sabar, kami pun tetap bertanggung jawab dan akan segera mengembalikan uang tersebut.

 

Padahal kami sudah mengatakan kepada para calon tenaga kerja, jangan sampai uang yang kami terima ini hasil pinjam ke orang, apa lagi melibatkan rentenir," tutupnya. (berbagai informasi)

Komentar