Pengemudi Transjakarta Resmi Bentuk Serikat Buruh Afiliasi FSB NIKEUBA-KSBSI

Pengemudi Transjakarta Resmi Bentuk Serikat Buruh Afiliasi FSB NIKEUBA-KSBSI

Pertemuan antara DPC FSB NIKEUBA DKI Jakarta dengan Pengemudi Transjakarta di Kantor KSBSI Cipinang Muara, Sabtu (29/07/2023) (foto;Bambang)

Untuk mengakomodir kepentingan para driver busway dalam menyatukan pemikiran serta menyerap aspirasi kaitannya dengan memberikan perlindungan, pembelaan hak, pekerjaan yang layak sehingga peningkatan kesejahteraan dapat tercapai.

Baca juga:  Buruh Diusir Paksa Perkebunan BUMN, FSB NIKEUBA Siapkan Tindakan,

KSBSI.ORG, JAKARTA - Pramudi atau Pengemudi Busway PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) resmi mendirikan serikat buruh yang tergabung dalam wadah Federasi Serikat Buruh Niaga Informatika Keuangan Perbankan dan Aneka Industri (FSB NIKEUBA) afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) dengan nomor pencatatan 1057/IV/P/VII/2023 tertanggal, 17 Juli 2023 yang dikeluarkan oleh Sudinakertrans dan Energi Kota Administrasi Jakarta Timur.

Tujuan dibentuknya serikat buruh tersebut diantaranya untuk mengakomodir kepentingan para driver busway dalam menyatukan pemikiran serta menyerap aspirasi kaitannya dengan memberikan perlindungan, pembelaan hak, pekerjaan yang layak sehingga peningkatan kesejahteraan dapat tercapai.      

Arif Nur Surahmad S.T., Ketua Serikat Pekerja Pramudi (SPP) PT Transportasi Jakarta afiliasi FSB NIKEUBA-KSBSI menekankan pentingnya pengemudi Transjakarta mempunyai wadah dalam hal menampung aspirasi serta membawa kepentingan pengemudi secara idialis dan independen.

"Kami sepakat untuk mendirikan serikat pekerja yang tujuannya ingin mengkonsentrasikan pengemudi dalam menyerap aspirasi, lalu mengakomodir dan berupaya meningkatkan kesejahteraan para pengemudi." kata Arif saat diwawancarai di kantor KSBSI, Cipinang Muara, Sabtu (29/07/2023). 

Dalam kesempatan tersebut, Arif menjelaskan tentang kondisi kerja para pengemudi Transjakarta yang masih dirasa perlu dibenahi terutama tentang isu standar ketenagakerjaan.

"Secara pendapatan, kami selalu bersyukur. namun demikian masih adanya diskriminasi terkait pemberian bonus tahunan. Belum diterapkannya Struktur dan Skala Upah, lalu tentang permasalahan para pekerja kontrak. Hal itu, tentunya menimbulkan kekwatiran tersendiri bagi kami para pengemudi Transjakarta." jelasnya. 


Menurut Arif, apa yang diinginkan pengemudi itu berbeda, karena karakteristik pekerjaannya juga berbeda dengan karyawan lain. Secara  barometer, Transjakarta sudah mengikuti standart internasional, harapannya secara pendapatan juga ada rumusan pasti. Misalnya, terkait tunjangan kinerja operasional yang masih tergantung dengan renov perusahaan dan armada yang keluar. Kemudian, bagaimana pramudi itu nantinya akan mendapatkan rumusan perhitungan yang baku setidaknya dengan renov bagus, armada keluar sesuai dengan jumlah pengemudi hasil nya juga akan lebih bagus. 

Lebih lajut, Arif menjelaskan terkait dengan masih adanya diskriminasi dalam pemberian Bonus Tahunan, dimana idelanya diberikan sesuai Take Home Pay (THP) atau gaji yang dibawa pulang, Namun yang terjadi selama ini hanya diberikan upah pokok saja, sementara karyawan bagian lain mendapatkan senilai THP.

Pada hakikatnya, keinginan serikat buruh dapat berjalan beriringan dengan perusahaan, sama-sama berkomitmen dalam membangun usaha, perusahaan maju, produktifitas meningkat, kesejahteraan juga bisa meningkat.

"Terkait aturan yang diterapkan ke pengemudi, kita pingin ada pembenahan juga, karena apa yang terjadi sekarang, pengemudi tidak pernah diserap aspirasinya. Misalnya tentang hak dan kewajiban karyawan kontrak, bisa lebih transparan, yang bisa dikontrak sperti apa, kalau diputus haknya seperti apa. Harapannya kami, semua yang normatif diberikan sesuai undang-undang yang berlaku." bebernya.

Arif mengungkapkan alasannya mendirikan serikat opekerja pengemudi dan memilih bergabung dengan FSB NIKEUBA-KSBSI, sementara di PT Transjakarta seperti diketahui sudah ada 4 serikat pekerja/buruh. 

"Tentunya, berawal dari ketidakpuasan, kekecewaan kami, karena aspirasi pengemudi yang tidak terakomodir dengan baik, padahal kami rasa pengemudi itu adalah ujung tombak." ungkapnya. 

SPP akan berdiri sebagai serikat pekerja yang independen dan punya idialisme, berserikat tidak untuk kendaraan menuju suatu jabatan, tidak ada pengurus serikat yang rangkap jabatan dengan duduk di manajemen dan di kepengurusan serikat, karena akan ada kepentigan yang berbeda. Setidaknya SPP akan menjadi fungsi kontrol bagi serikat yang sudah terbentuk di PT Transjakarta untuk lebih masif memperjuangkan kepentingan buruh.

"Menjadikan pengurus serikat tidak untuk gaya-gayaan atau jago-jagoan, kami pengemudi tidak akan mudah untuk diprovokasi, kemudian diojok-ojokin untuk gampang melakukan demo. Kami akan mengedepankan negosiasi dan dialog sosial, serta komunikasi dalam menyampaikaan aspirasi maupun dalam menyelesaikan segala permasalahan." 

Arif menekankan kembali harapan kedepannya bahwa SPP ini akan menjadi salah satu serikat buruh yang ada di PT Trasnjakarta yang menegedepankan dialog sosial, independen dalam memperjuangkan kepentingan pengemudi, dan berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik untuk kepentingan buruh Transjakarta. (RED/Handi)


Komentar