Promosikan Bisnis dan Hak Asasi Manusia di Asia, ILO dan METI Gelar Diskusi Panel di Jakarta

Promosikan Bisnis dan Hak Asasi Manusia di Asia, ILO dan METI Gelar Diskusi Panel di Jakarta

ILO dan METI menggelar diskusi “Responsible Business, Human Rights and Decent Work in Asia: Harnesing Synergies between Human Rights and Inclusive Growths” dan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada, Senin (18/09/2023).

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Kementerian Perekonomian, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang hari ini menyelenggarakan acara diskusi panel dalam rangka mendorong inisiatif dalam mempromosikan langkah bisnis bertanggung jawab dan penghargaan terhadap hak asasi manusia di seluruh rantai pasok di Asia.

Baca juga:  Cipta Kerja/Perppu Cipta Kerja Dipersoalkan di Sidang ILO Jenewa,

KSBSI.ORG, JAKARTA - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Kementerian Perekonomian, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang hari ini menyelenggarakan acara diskusi panel dalam rangka mendorong inisiatif dalam mempromosikan langkah bisnis bertanggung jawab dan penghargaan terhadap hak asasi manusia di seluruh rantai pasok di Asia. 

Agenda bersama antara ILO dan METI ini mengambil tema “Responsible Business, Human Rights and Decent Work in Asia: Harnesing Synergies between Human Rights and Inclusive Growths” dan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada, Senin (18/09/2023).

Shin Hosaka, Wakil Menteri Urusan Dalam Negeri, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang dalam kata sambutannya mengatakan, pada bulan September 2022 pemerintah Jepang memperkenalkan pedoman penghormatan hak asasi manusia dalam rantai pasokan yang bertanggung jawab.

"Melalui pedoman ini, kami Berusaha untuk mendukung upaya pertama yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk menyelaraskan diri mereka dengan standar-standar Internasional yang relevan, untuk memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam kegiatan mereka." kata Shin. 

Sementara inisiatif-inisiatif Nasional sangat penting, diskusi yang lebih luas tentang bisnis dan hak asasi manusia juga sama pentingnya karena sifat kompleks dari hal-hal tersebut. 

"Dengan membina pejuang lingkungan hidup, hak asasi manusia, meningkatkan kesehatan dan membuat peluang ekonomi dapat diakses oleh semua orang, kita membuka jalan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif." jelasnya. 

Hal ini dapat memperkuat perekonomian sekaligus memperkuat perekonomian sekaligus meningkatkan standar hidup, memenuhi kebutuhan dasar dan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkontribusi terhadap masa depan yang berkelanjutan. 

"Kedua, kami menyoroti sinergi di antara beragam inisiatif di berbagai wilayah yang telah dimulai oleh berbagai aktor termasuk pemerintah dan dunia usaha. beragam inisiatif untuk memenuhi komitmen mereka terhadap instrumen internasional yang mempromosikan hak asasi manusia dan praktik ketenagakerjaan yang bertanggung jawab." ungkapnya.

Shin menyampaikan harapan bahwa acara ini akan mempercepat upaya-upaya Regional Global dalam bidang bisnis dan hak asasi manusia, dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan di mana perusahaan dapat secara aktif menghormati hak asasi manusia. 

Acara ini juga diisi dengan sesi diskusi, dimana mereka akan berbagi pengalaman dan pendekatan yang spesifik di setiap negara dalam memajukan upaya hak asasi manusia di seluruh dunia, dengan berfokus pada konteks tiap negara.

Presiden KSBSI, Elly Rosita Silaban berkesempatan menjadi salah satu Narasumber dalam sesi Kedua bertema Skills Development as a Contribution to the Synergies between Human Rights, Decent Work and Inclusive Growth, bersama perwakilan dari MIss Akiko Sakamoto specialist, Skills and Employability, Decent Work Team-Bangkok, ILO REgional. Robert Maronilla Philippines, Yunus Triyonggo HR & GA Direktor PT Bringgestone Tire Indonesia, Matt Downing Deputy Head of UK MIssion to Indonesia and Timor Leste. 

Peserta dalam kegiatan tersebut diantaranya dari perwakilan pemerintah, organisasi pekerja dan pengusaha dari berbagaia negara Asia diantaranya, Bangladesh, Kamboja, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam dan negara-negara Asia lainnya. 

Hadir juga perwakilan pemerintah G7, hal ini berkaitan dalam membangun pengakuan dari negara-negara mitra bahwa pertumbuhan ekonomi yang berketahanan, berkelanjutan dan inklusif serta penghargaan terhadap hak asasi manusia, termasuk pekerjaan yang layak bagi semua, berinteraksi untuk menciptakan sinergi. (RED/Handi).


Komentar