KSBSI.org, JAKARTA-Hari ini Dewan Pengurus Bidang Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia melaksanakan agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Menara KADIN Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (16/3/2022). Acara ini dihadiri Ida Fauziyah Menteri Tenaga Kerja (Menaker) serta jajarannya, petinggi BPJS Ketenagakerjaan, perwakilan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB)
Baca juga: 5 Konfederasi Sampaikan Kertas Posisi K3 ke APINDO, ITUC Sambut Baik Perjanjian Global Mengatasi Krisis Polusi Plastik,
Adapun
pemimpin SP/SB yang hadir dalam agenda Rakernas Ketenagakerjaan KADIN ini
adalah Elly Rosita Silaban Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia
(KSBSI) Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) versi Presiden
Yorrrys Raweyai, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) versi Presiden Andi Gani Nena Wea
serta Said Iqbal Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Arsjad
Rasjid sebagai Ketua Umum KADIN Indonesia dalam kata sambutannya mengatakan
agenda Rakernas ini merupakan momentum penting dalam dunia ketenagakerjaan.
Sekaligus sebagai ajang konsolidasi
antara pengusaha, pekerja serta pemerintah untuk membangkitkan perekonomian
Indonesia. Ia menyampaikan, ada 2 isu yang bakal dibahas dalam Rakernas.
“Pertama,
KADIN Indonesia harus mampu mencetak tenaga kerja berkompeten, profesional, dan
berkarakter untuk menjalankan profesi pekerjaannya. Kedua, mampu menjawab
tantangan dan menanamkan nilai-nilai baru yang inklusif dan kolaboratif,”
ucapnya.
Sementara,
Ida Fauziyah menyambut baik langkah yang dilakukan KADIN Indonesia dalam
membuat agenda tersebut. Dia menilai, Rakernas tersebut akan memperkuat tali
silaturahim dan komunikasi pemerintah, pengusaha dan pekerja. Dia juga berharap
nantinya semakin saling bersinergi untuk menghadapi situasi pandemi.
“Tren
pemulihan ekonomi nasional semakin memulih, terutama dalam sektor
ketenagakerjaan. karena Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan kondisi
ekonomi kita di tahun 2021 tumbuh di atas 3 persen. Angka pengangguran pun
turun, dengan target mencapai 6 persen," ungkapnya.
Elly
Rosita mengatakan organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menganggap pengusaha
adalah musuh buruh. Justru, KSBSI sudah lama merubah karakter gerakannya dan
sekarang ini lebih mengedepankan sosial dialog. “Tidak perlu lagi persoalan
ketenagakerjaan itu selamanya diselesaikan melalui cara-cara demo,” ujarnya.
“Kalau
ada masalah ketenagakerjaan bisa diselesaikan dengan cara dialog, saya pikir
itu solusi yang baik, yang penting semua pihak tidak ada yang dirugikan,”
pungkasnya.
Elly
juga menyampaikan tantangan ketenagakerjaan Indonesia kedepannya semakin berat
menghadapi persaingan global . Oleh sebab itu, pemerintah, pengusaha, serikat
pekerja/serikat buruh harus lebih sering duduk bersama untuk berdiskusi serta
melahirkan gagasan.
“Seperti
apapun pemerintah, pengusaha dan buruh itu saling membutuhkan, tidak bisa
dipisah-pisah. Makanya saya setuju dengan ide Program Rumah Ketenagakerjaan
Nasional yang digagas KADIN Indonesia,” imbuhnya.
Agenda
Rakernas Ketenegakerjaan itu juga disepakati perjanjian bersama atau Memorandum
of Understanding (MoU) antara perwakilan SP/SB dan disaksikan langsung Menaker
Ida Fauziyah. Untuk komitmen KSBSI dengan KADIN Indonesia diantaranya
menyepakati tentang:
1.
Membangun kemitraan strategis, kelompok kerja dan dialog sosial melalui
komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan.
2.
Mewujudkan ekosistem ketenagakerjaan yang kondusif dan produktif.
3.
Mengembangkan ekosistem Vokasi yang terintegrasi, berkesinambungan dan
meningkatkan daya saing Industri dalam negeri.
4.
Program penyediaan kawasan perumahan lengkap dengan fasilitas kesehatan dan
pendidikan bagi Pekerja/Buruh di kawasan industri.
5.
Program pelatihan dan digitalisasi UKM untuk anggota keluarga Pekerja/Buruh.
6.
Program pendampingan melekat dari perusahaan besar terhadap UKM yang berada
dikawasan industri.
7.
Terbentuknya format dialog antara institusi Pemerintah, Pelaku Usaha dan
Pekerja/Buruh.
“Semoga
dengan dibuatnya MOu ini, semakin memperkuat hubungan sosial dialog antara
pemimpin serikat buruh, sehingga nantinya bisa saling bersinergi,” ucapnya.
(AH)