Workshop Perlindungan Sosial Adaptif dan Transisi yang Berkeadilan di Gelar Di Kamboja, Ini Agendanya

Workshop Perlindungan Sosial Adaptif dan Transisi yang Berkeadilan di Gelar Di Kamboja, Ini Agendanya

Asia Workshop Climate Justice & Adaptive Social Protection di Siem Reap, Kamboja 25-30 September 2023.

Di Kamboja ini, kami mewakili ada yang dari KSBSI, INSP!R, dan ada dari GARTEKS, kami membahas tentang bagaimana jaminan sosial dapat ditingkatkan terhadap anggota kita dan bagaiamana diterapkan di sana.

Baca juga:  Perkuat HRDD Dan Perlindungan Sosial Di Era Transisi Yang Adil, ACV/CSci Asia Menggelar Seminar Regional Di Jakarta,

KSBSI.ORG, KAMBOJA - KSBSI serta perwakilan serikat pekerja dari 6 negara di Asia hadiri agenda Asia Workshop Climate Justice & Adaptive Social Protection di Siem Reap, Kamboja 25-30 September 2023. Workshop ini terkait Perlindungan Sosial Adaptif dan Transisi yang Berkeadilan dan diinisiasi oleh Mitra InternasiPerlindungan Sosial Adaptif dan Transisi yang Berkeadilan dan diinisiasi oleh Mitra Internasional WSM dan INSP!R Asia.

"Di Kamboja ini, kami mewakili ada yang dari KSBSI, INSP!R, dan ada dari GARTEKS, kami membahas tentang bagaimana jaminan sosial dapat ditingkatkan terhadap anggota kita dan bagaiamana diterapkan di sana." kata Yatini Sulistyowati ketua INSP!R Indonesia saat dihubungi melalui panggilan telepon di Kamboja, Jum'at (29/09/2023).

Yatini menegaskan bahwa dalam agenda ini yang paling penting adalah, bagaimana jaminan sosial itu bisa mencover terhadap buruh informal.

"Misalnya di Indonesia, buruh-buruh yang belum tercover selama ini di BPJS Ketenagakerjaan, itu bisa mendapatkan manfaat dari program BPJS itu." tegasnya.

Rangkaian agenda workshop ini di mulai dari tanggal 25 September sampai 27, dimana agenda Workshop tersebut membicarakan tentang perubahan iklim. Lalu di tanggal 28 ada 2 meeting, yakni membahas terkait jaminan sosial dan tentang bagaimana menbuat laporan ke WSM. Disore hari di tanggal 28 ada penjelasan singkat tentang Just Transition di regional. Kemudian pada tanggal 29 nya di hari terakhir, dimana kita membahas tentang jaminan sosial dan informal sektor.

"Kami memmbahas bagaimana keterlibatan serikat buruh untuk bisa memeperjuangkan mereka yang bekerja diinformal dan tidak perlu membayar. Bagaimana mekanisme perjuangan kita, apa saja yang telah kita capai dan apa yang telah kita hasilkan disitu." jelas Yatini.

Lebih lanjut, Yatini menjelaskan yakni, yang kedua tentang informal sektor, sudah berapa, apakah mereka sudah tercover jaminan sosialnya, dan apa saja strategi untuk meraih semua itu.

"Dan akhirnya ditutup dengan hasil-hasil yang dicapai oleh 6 negara peserta yakni Indonesia, Filipina, Kamboja, Banglades, India, Nepal. Jadi 6 negara ini yang menjadi partemuan WSM di Asia, kami menyebutnya dengan kontinental ditambah dengan teman-teman dari belgia yang menjadi narasumbernya." ungkapnya.

Hadir dalam agenda tersebut, Presiden KSBSI, Elly Rosita Silaban, Deputi Bidang Program DEN KSBSI, Ema Liliefna, perwakilan federasi afiliasi KSBSI, Ary Joko Sulistyo Ketua Umum FSB GARTEKS, Sukarningsih Bendahar FSB GARTEKS, Maria Emeninta ACVCSCIAsia,  Meirhaq Kifli WSM Indonesia. 

(RED/Handi)



Komentar