Ini Masukan Presiden KSBSI di Forum Konsultasi JETP

Ini Masukan Presiden KSBSI di Forum Konsultasi JETP

Elly Rosita Silaban saat menjadi penanggap di acara Dialog Masyarakat Sipil Just Energy Transition Partnership (JETP) "Konsultasi Draft Rencana Investasi dan Kebijakan". di Hotel Aslay Jakarta, Senin (13/11/2023).

Kami masih meminta keterlibatan dalam merancang peta jalan perubahan energi yang adil, memastikan proyek ini tidak menciptakan masalah baru." kata Elly saat menjadi penanggap di acara Dialog Masyarakat Sipil Just Energy Transition Partnership (JETP) "Konsultasi Draft Rencana Investasi dan Kebijakan.

Baca juga:  Uji Tuntas Hak Asasi Manusia, Transisi yang Adil, dan Digitalisasi Adalah Inti dari Program di Asia,

KSBSI.ORG, JAKARTA - Elly Rosita Silaban, Presiden KSBSI mengatakan bahwa serikat buruh berkomitmen untuk memastikan peta jalan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan dapat berjalan dengan pringsip tidak ada satupun yang tertinggal, berkeadilan dan pekerjaan layak.  

"Kami masih meminta keterlibatan dalam merancang peta jalan perubahan energi yang adil, memastikan proyek ini tidak menciptakan masalah baru." kata Elly saat menjadi penanggap di acara Dialog Masyarakat Sipil Just Energy Transition Partnership (JETP) "Konsultasi Draft Rencana Investasi dan Kebijakan". di Hotel Aslay Jakarta, Senin (13/11/2023).

Elly Rosita Silaban juga menekankan bagaimana pekerja yang akan terdampak terlindungi dan memiliki akses untuk pekerjaan yang baru. Begitupun dengan masukan-masukan dari stakeholder juga bukan hanya sebatas partisipasi dan konsultasi tetapi masukan harus dimuat dalam draft.

"Dana hibah atau pinjaman atau apalah namanya yang sejumlah 300 triliun yang didapatkan dari negara penyumbang hanya 1,99 triliun sebagai hibah. Nah, masih banyak persoalan yang akan kita hadapi, terutama dengan minimnya sosialisasi, keterlibatan dan berapa persen dana untuk skill development?." ungkap Elly.

Dalam sesi pengantar, Sekretariat JETP menyampaikan bahwa besaran dana hibah yang dialokasikan untuk elemen sosial ekonomi dan lingkungan hanya US$ 29 juta atau setara Rp 455,7 miliar. Selebihnya pendanaan konsesi atau pinjaman lunak, nilainya yakni US$ 324 juta atau setara Rp 5,09 triliun. Hal itu disampaikan oleh Direktur Komunikasi Sekretariat JETP Adhityani Putri. 

"Dalam draf Dokumen Investasi dan Kebijakan Komprehensif atau comprehensive investment and policy plan (CIPP) bahwa dana hibah tidak cukup untuk melaksanakan asesmen yang dibutuhkan untuk memfasilitasi upaya bergeraknya intervensi di semua investasi fokus area." ucap Adhityani

Oleh karena itu, Sekretariat JETP tengah meminta tambahan dana hibah supaya program-program transisi energi bisa berjalan dan diselesaikan dengan cepat. Mereka optimistis dana yang diterima bisa benar-benar terealisasikan. (RED/handi) 

Komentar