Working Through a Just Transition November, San Francisco

Working Through a Just Transition November, San Francisco

Secara khusus, AMF menghasilkan beberapa hal antara lain : 1) Mendukung keinginan kuat Amerika untuk bekerja sama dengan pemangku kepentingan utama sektor swasta dan masyarakat sipil dalam topik transisi energi 2) Meningkatkan upaya APEC untuk melibatkan pemangku kepentingan utama non-pemerintah sebagaimana diuraikan dalam Rencana Aksi Aotearoa 3) Memajukan agenda keberlanjutan APEC yang lebih besar sebagaimana didefinisikan dalam tujuan Bangkok 20228 dan Visi Putrajaya 2040. 4. Melengkapi upaya untuk dilakukan oleh Forum Masa Depan Berkelanjutan APEC 2023 dan komitmen yang dituangkan dalam Agenda Manoa.

Baca juga:  Tentang Resesi Global dan Buruh Kembali Dihantui PHK Massal ,

KSBSI.ORG, JAKARTA - Asia Pasic Economic Coorperation (APEC)-Multistakeholder forum 2023 berlangsung di San Fransisco, California- United States pada 10-13 November 2023. Negara-negara Asia Pasific sedang bekerja keras secara structural dan kompleks melakukan dekarbonisasi guna menekan dampak perubahan iklim dan kerusakan atmosfir bumi yang dikenal dengan kebijakan green ekonomi, yakni kebijakan pembangunan yang hemat karbon, hemat sumber daya alam, melibatkan masyarakat secara inklusive baik pemerintah maupun swasta. Kebijakan green ekonomi ini dilakukan dengan cara memangkas emisi karbon dan polusi, meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya alam, serta pencegahan hilangnya aneka ragam hayati dalam ekosistem. Emisi karbon itu sendiri adalah sebuah proses karbondioksida ke atmosfer yang terjadi secara alami atau yang dipicu aktivitas manusia seperti deforestrasi, konsumsi listrik, kegiatan manufaktur  dan segala aktivitas pembakaran yang mengandung karbon termasuk kayu dan bahan bakar hidrokarbon.

Aktivitas negara Asia Pasifik yang tergabung dalam APEC (Asia Pasific Economic.

Cooperation) dalam mengatasi emisi karbon berdampak pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat dari berbagai komunitas seperti buruh, tani, nelayan dan berdampak tidak langsung pada berbagai komunitas manusia lainnya. Kebijakan green economy berdampak pada pengurangan penggunaan bahan bakar fosil berakibat pada pengurangan produksi tambang, pengurangan penggunaan bahan bakar dalam produksi tangkap ikan, pengurangan produksi yang berasal dari deforestrasi hutan yang semuanya berakibat pada berkurangnya tenaga kerja. 

Hal pertama yang harus dilakukan dalam mengatasi dampak kebijakan green ekonomi adalah mempersiapkan angkatan kerja dan generasi pekerja berikutnya untuk pekerjaan baru yang berkelanjutan memerlukan strategi pengembangan sumber daya manusia baru yang mempertimbangkan konteks kebutuhan pasar kerja, program pelatihan dan sertifikasi perlu dibuat sesuai dengan pasar (Reskilling dan Upskilling) dan skema perlindungan sosial yang perlu mendapat perhatian bagi kelompok rentan dan masyarakat luas. Buruh dan serikat buruh harus terlibat secara aktif berdiskusi dengan pengusaha, pemerintah dan stakeholder lainnya terlibat dalam tahap kebijakan, pengawasan serta implementasi program green economy serta memastikan bahwa transisi ini memberikan dampak yang adil baik bagi buruh maupun bagi masyarakat. 

Kedua, selain mengatasi dampak pada pekerja/buruh, harus ada inovasi dan kewirausahaan lokal yang rendah karbon untuk menciptakan lapangan kerja dan memenuhi permintaan energi lokal dengan solusi yang hemat biaya. Proses ini harus dilakukan secara inklusif dan memperhatikan pengalaman hidup masyarakat dalam berbagai yang beragam sebagai sebuah rujukan dalam menentukan arah selanjutnya kebijakan green economy namun tidak berdampak buruh pada pekerjaan manusia, khususnya  di kawan Asia Pasifik.

Pertemuan pemimpin-pemimpin negara APEC yang dilaksanakan di San Fransisco, California Amerika Serikat berlangsung dalam dua bagian yakni APEC Multistakeholder pada 10-12 November 2023 dan pertemuan pemimpin-pemimpin negara APEC pada 12-17 November 2023. 

APEC multistakeholder Forum (AMF) adalah bagian dari bentuk penyerapan informasi serta praktek kerja berbagai kelompok masyarakat serta hal-hal yang mungkin akan dihadapi terkait kebijakan green economy yang rekomendasi hasil-hasil tersebut akan disampaikan dalam puncak pertemuan pemimpin-pemimpin negara Asia Pasifik dalam forum  APEC 2023 diselenggarakan di sekretariat APEC, World Affairs, dan Commonwealth Club of California, dihadiri sekitar 120 pemimpin dari berbagai komunitas antara lain :  sektor bisnis ramah lingkungan, kelompok pekerja, masyarakat sipil, masyarakat adat, pemuda. Setiap komunitas berkontribusi sebagai pembicara dalam pertemuan full 3 hari ini menyampaikan pengalaman bekerja dalam komunitasnya masing-masing, dampak yang sedang terjadi dan mungkin akan terjadi akibat kebijakan green economy ke peralihan Net Zero karbon. Dampak-dampak yang terjadi selanjutnya didokumentasikan guna memastikan bahwa peralihan ke net zero tidak berakibat pada hilangnya pekerjaan, kegiatan bisnis, dan lai-lain. Untuk itu perlu dipastikan transisi tersebut adil bagi semua komunitas masyarakat. Perspektif dan pendefinisian transisi yang adil (Just Transisi) tentunya berbeda antara setiap komunitas, tergantung sudut kebutuhan aktivitasnya yang terganggu akibat kebijakan green economy.

Dalam dialog green economy dan transisi yang adil ditinjau dari sudut keadilan bagi buruh, Deputy program KSBSI, Ema Liliefna yang menghadiri forum ini dalam talkshownya memaparkan dampak green economy langsung terhadap pekerja, misalnya pekerja tambang mereka yang bekerja di ini akan kehilangan pekerjaan akibat pengembangan energy terbarukan serta pengurangan produksi bahkan penutupan tambang batu bara. Pekerja transport akan terancam kehilangan sumber penghasilan karena penggunaan transportasi umum secara masif. Green transport akan berusaha mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Pengembangan pertanian organic akan mengakibatkan berkurangnya permintaan akan pupuk kimia yang berakibat pada hilangnya sejumlah pekerjaan. Pada sisi lain diperlukan peningkatan ilmu dan pengetahuan (Re-skilling dan up-skilling) untuk memasuki dunia kerja baru yang tercipta akibat transisi tersebut. 

Menjawab pertanyaan lanjutan tentang apa saja yang telah dilakukan oleh KSBSI menghadapi dampak green economy ?. Ema menjawab, buruh membutuhkan transisi yang adil, seperti konsep yang telah dikampanyekan oleh International Trade Union Confederation (ITUC) yaitu : Transfer technology, dialog sosial dan demokrasi,  pembuatan kebijakan, akses terhadap pelatihan dan pendidikan, skema perlindungan sosial untuk memastikan transisi yang adil. Pada akhir pertanyaan sessi talkshow tentang apa saja yang harus dilakukan oleh serikat buruh, Ema memaparkan sejumlah saran : reskilling dan upskilling menyasar pada pasar kerja, tingkatkan dialog sosial untuk mencapai transisi yang adil baik pada kebijakan green economy maupun blue economy, kampanye masif kepada masyarakat terhadap program green ekonomi dan libatkan peran masyarakat, demokrasi ekonomi berbasiskan kesetaraan gender, keterlibatan G20 harus selalu dievaluasi oleh masyarakat guna mengingatkan komitmen negara-negara. 

Secara umum AFM bertugas memastikan bahwa :

1. Peralihan global dari produksi intensif karbon ke perekonomian rendah atau tanpa karbon tidak memberikan beban yang tidak proporsional kepada masyarakat yang kurang terlayani; Dan

2. Dialog inklusi dan keberlanjutan dalam APEC mengalami kemajuan dengan menggabungkan pertimbangan transisi yang adil dan inisiatif keterlibatan pemangku kepentingan yang berorientasi pada solusi.


Selaras dengan tema  APEC 2023 “ Menciptakan Masa Depan Yang Berketahanan Dan Berkelanjutan Untuk Semua.” Secara khusus, AMF menghasilkan  beberapa hal antara lain :  

1) Mendukung keinginan kuat Amerika untuk bekerja sama dengan pemangku kepentingan utama sektor swasta dan masyarakat sipil dalam topik transisi energi

2) Meningkatkan upaya APEC untuk melibatkan pemangku kepentingan utama non-pemerintah sebagaimana diuraikan dalam Rencana Aksi Aotearoa

3) Memajukan agenda keberlanjutan APEC yang lebih besar sebagaimana didefinisikan dalam tujuan Bangkok 20228 dan Visi Putrajaya 2040. 

4. Melengkapi upaya untuk dilakukan oleh Forum Masa Depan Berkelanjutan APEC 2023 dan komitmen yang dituangkan dalam Agenda Manoa.



Penulis : Ema Liliefna

(Deputy program KSBSI)



Komentar