Kutuk Kudeta Militer, Besok Massa Buruh KSBSI Demo di Kedubes Myanmar

Kutuk Kudeta Militer, Besok Massa Buruh KSBSI Demo di Kedubes Myanmar

KSBSI.ORG, JAKARTA - Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengecam keras tindakan kudeta militer dibawah kepemimpinan Jenderal Min Aung Hlaing, Negara Myanmar pada 1 Februari 2021. KSBSI menilai, perebutan kekuasaan ini telah menciderai proses demokrasi rakyat sipil pasca berakhirnya rezim diktator militer pada 2011 lalu.

Baca juga:  Selain Gugat, KSBSI Rencanakan Aksi Besar-besaran Tolak PP Klaster Ketenagakerjaan,

Dikabarkan telah lebih dari 50 orang tewas dalam aksi melawan kediktatoran militer. Ribuan ribuan lainnya terluka dalam aksi mereka melawan era kediktatoran militer. Dan sampai hari ini, ratusan ribu masyarakat, serikat buruh/pekerja dan pelajar masih turun ke jalan, melakukan aksi demo menolak kepemimpinan Jenderal Min Aung Hlaing.

Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI menegaskan organisasinya mengutuk keras perlakuan militer yang melakukan penembakan, penangkapan, memberangus hak berpendapat dan berkumpul. Serta menegaskan, KSBSI mendukung masyarakat sipil Myanmar yang telah memperjuangkan demokrasi sebagai jalan perubahan.

“Sikap KSBSI sejalan dengan tuntutan afiliasi global kami dari Konfederasi Serikat Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC) dan lembaga internasional yang dengan tegas menolak kudeta mliter di Myanmar. Kami telah menyampaikan aspirasi kepada pemerintah di seluruh dunia untuk berdiri bersama mendukung rakyat di Myanmar,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (9/3/21).

 Dia juga menyampaikan, pada Rabu, pukul 10.00 WIB, 10 Maret 2021, KSBSI akan melakukan demo di Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar, Jakarta Pusat. Aksi demo ini akan di ikuti 100 orang, perwakilan dari federasi yang berafiliasi dengan KSBSI. Ada beberapa tuntutan yang akan disampaikan yang juga disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI), diantaranya:

 • KSBSI mengutuk kudeta di Myanmar dan meminta Kedutaan Myanmar di Jakarta melakukan upaya kemanusiaan menolak semua upaya militer untuk berkuasa secara paksa, menolak semua tindakan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penangkapan.

• Kedutaaan Myanmar harus  ikut mendukung kepatuhan terhadap kebebasan berserikat, perlindungan para pemrotes, penghormatan atas hak untuk berkumpul secara damai dan protes serta hak untuk berpendapat, berekspresi. dan pidato, termasuk ketergantungan pada platform teknologi informasi.

• Mengupayakan dan memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan baik dari badan-badan PBB dan organisasi kemanusiaan internasional serta untuk mendukung kerja Organisasi Masyarakat Sipil independen di Myanmar.

• Menahan semua proses lobi atau kerjasama semua perusahaan yang dipekerjakan oleh militer Myanmar yang berproses melalui Kedutaan Myanmar di Jakarta.

• Mendukung dan membantu semua pengungsi dari penganiayaan militer Myanmar.

• Melindungi semua staf dan pekerja  diplomatik di Indonesia dan Myanmar.

• Berkaitan dengan hal tersebut, KSBSI menghimbau agar pemerintah Indonesia melakukan langkah yang diperlukan untuk mengambil bagian dalam mengakhiri pelanggaran HAM di Myanmar, termasuk menutup Kedutaan Myanmar di Jakarta-apabila mendukung dan berdiri bersama penguasa militer saat ini. Indonesia harus membuktikan kepada dunia juga bahwa kita berada digaris depan untuk membela penderitaan rakyat di seluruh dunia khususnya Myanmar saat ini dan juga memberikan dukungan dan perlindungan kepada para pekerja yang memprotes kudeta. Untuk itu Indonesia melalui Kemenlu harus melanjutkan upaya memfasilitasi perdamaian di Myanmar sebagaimana telah di mulai di Thailand, minggu lalu.

KSBSI berdiri teguh dalam barisan solidaritas dengan serikat buruh/pekerja dan masyarakat Myanmar. Dan memberikan penghormatan kepada aktivis buruh yang sudah berani mengambil tindakan untuk menolak pengambilalihan militer. (*/A1)

Komentar