Stijn Sintubin: Gerakan Sosial KSBSI Semakin Diperhitungkan

Stijn Sintubin: Gerakan Sosial KSBSI Semakin Diperhitungkan

.

KSBSI.org, JAKARTA-Stijn Sintubin Koordinator dari ACV-CSC International mengatakan bahwa Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) sejak 2 tahun lebih ini telah banyak memperjuangkan buruh. Sehingga, posisi tawarnya sangat kuat. Baik dikancah nasional maupun internasional. Bahkan, pada awal terjadi pandemi Covid-19, sehingga jutaan buruh mengalami dampaknya, KSBSI konsisten melakukan advokasi. Serta mendorong pemerintah Indonesia agar memberikan perlindungan sosial untuk buruh.

Baca juga:  Forum Diskusi L20, Chair EWG:Dorong Pekerjaan Hijau dan Layak,



“Setidak-tidaknya, apa yang sudah diperjuangkan KSBSI dimasa pandemi telah banyak menolong buruh yang sedang dalam posisi terancam,” ucap Stijn, saat memberikan kata sambutan pad agenda Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) KSBSI di Golden Boutique Hotel, Jakarta Pusat, Senin (11/7/2022).

Dalam gerakan sosial, Stijn mengapresiasi gerakan KSBSI yang mampu membangun kampanye penolakan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja. Dia menilai, KSBSI sangat konsisten melakukan aksi demonstrasi sebelum dan sesudah disahkan. Serta melakukan gugatan uji materi undang-undang ini, karena terdapat beberapa pasal yang dinilai mendegradasi hak buruh di dunia kerja.


“Gerakan sosial KSBSI sudah sangat dikenal oleh media pers sampai dunia internasional, saat melakukan aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja,” jelasnya.

Nah, untuk tingkat  internasional, posisi tawar KSBSI juga semakin diperhitungkan. Tahun ini, menjadi momen penting bagi KSBSI, karena dipercaya pemerintah Indonesia menjadi ketua (chair) Presidensi L20 untuk negara industri maju.

“Selamat kepada KSBSI yang telah meraih prestasi terbaik ini,” ucapnya.

Termasuk, saat delegasi KSBSI menghadiri Interntional Labour Conference (ILC) ke 110 yang diadakan International Labour Organization (ILO) di Jenewa Swiss bulan Juni lalu, Elly Rosita Silaban Presiden KSBSI diberi kepercayaan memberikan intervensi. Diantaranya menyikapi secara kritis tentang hak perlindungan jaminan buruh migran dan kebebasan serikat buruh di Negara Cina.

“KSBSI bukan sekadar jago kandang, karena sudah mampu mewakili dan bersuara di forum pertemuan serikat buruh internasional,” terangnya.

Dia meminta agar KSBSI semakin meningkatkan profesionalitasnya untuk melayani serta memperjuangkan buruh. Serta bisa berperan dalam agenda kongres Konfederasi Serikat Buruh Internasional atau ITUC pada November 2022. Dan pada kongres nanti, ia berharap KSBSI bisa terlibat melahirkan pemimpin ITUC yang sejalan dengan perjuangan buruh.

“Semoga RAKERNAS KSBSI melahirkan gagasan baru dan jadikan KSBSI sebagai rumah perjuangan buruh,” tutupnya. (A1)

Komentar