STOP PRECARIOUS WORK KSBSI.ORG, Riau -Setelah absen 3 tahun, akhirnya Federasi Pertambangan dan Enrgi, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FPE KSBSI) bersama Industriall Global kembali melakukan kegiatan bersama. Kali ini Industriall melakukan training kepada anggota FPE KSBSI yang bekerja di lingkungan Chevron. Kegiatan training kali ini dilakukan di hotel Batiqa, jl. Jend. Sudirman, Pekanbaru, Riau, pada 7-8 April 2021.
Baca juga: DPC Federasi Hukatan KSBSI Tanjung Jabung Barat Rencananya Bakal Demo PT. LPPPI dan WKS,
Kegiatan yang diikuti 24 peserta dari 3
kabupaten/kota ini mengahdirkan pembicara dari Jakarta. Mereka adalah Riswan
Lubis, Ketua Umum DPP FPE KSBSI dan Indah Saptoroni dari staff Industrial untuk
Indonesia. Adapun training yang dilakukan kali ini adalah Stop Precarious Work.
Dalam kata sambutanya Riswan Lubis
menjelaskan kepada anggotanya tentang tantangan yang dihadapi buruh saat ini
yakni lahirnya UU No.11 tahun 2020 beserta 4 Peraturan Pemerintah.
“Kita bersama dengan kSBSI saat ini
sedang melakukan gugatan Judicial Review di Mahkamah Konstitusi” . Ungkap
Riswan.
“Kita masih berusaha agar UU tersebut
dapat dibatalkan oleh MK” pungkas Riswan.
LEADERSHIP TRAINING COURSE
Sementara itu dihotel yang berbeda FPE
KSBSI bekerja sama dengan Solidarity Center ( AFL-CIO) melakukan training
Leadship Training Course. Kegiatan training yang dilakukan di hotel Prime Park,
Pekanbaru dilaksanakan pada, 8 April 2021. Dua puluh lima peserta menghadiri
kegiatan terdiri dari 3 wilyah. Mereka berasal dari DPC FPE KSBSI Kab.
Bengkalis, DPC FPE KSBSI Kota Pekanbaru dan DPC FPE Kab. Siak.
Dalam sebagai pembicara dalam kegiatan
ini yakni Willy Balawaba sebagai utusan Solidarity Center.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut,
Riswan Lubis selaku Ketua Umum, Saut Pangaribuan selaku Wakil Ketua bidang
Konsolidasi dan Nikasi Ginting, selaku Sekertaris Jenderal.
Pada kesempatan tersebut Riswan Lubis
menyampaikan kepada Solidarity Center yang mau tetap bekerjasama dengan FPE
KSBSI dalam melakukan training-training kepada anggota FPE.
Sementara itu Wily dalam paparannya
menjelaskan bagaimana cara memimpin sebuah serikat buruh.
Tiga (3) prinsip dasar kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara dalam filosofi jawa adalah : 1. Ing Ngarsa Sung Tuladha.
Artinya,di depan memberi teladan.Pemimpin harus menjadi contoh bagi anak
buahnya.
2. Ing Madya Mangun Karsa.Artinya ,di
tengah membangun kehendak atau niat. Pemimpin harus berjuang bersama anak buah.
3. Tutwuri Handayani . Artinya dari
belakang memberikan dorongan. Ada saatnya pemimpin membiarkan anak buah
melakukan sendiri.
Lebih jauh Willy menjelaskan Ketiga
prinsip tersebut perlu dilakukan sesuai dengan tingkat kepentingan.Banyak orang
melakukan kesalahan,yaitu hanya mengedepankan satu gaya kepemimpinan .Pemimpin
yang mengutamakan leading,leading dan leading.Gaya ini baik untuk anak buah
yang kurang berpengalaman,tetapi membosankan bagi mereka yang sudah
berpengalaman.
Para peserta terlihat serius
memimikirkan keberlanjutan bekerja
MEMBANGUN KERJASAMA
Selanjutnya Korwil KSBSI Riau
menghadirkan pimpinanan Asosiasi Kontraktor Migas Riau (AKTR), Azwir.
Dalam pertemuan tersebut dibahas terkait
keberadaan AKTR yang dihuni oleh para kontraktor Migas yang ada di Riau.
Dalam pertemuan tersebut Azwir
memaparkan bahwa memang sebagian para kontraktor yang ada di Riau merasa ragu
dapat bkerja sama dengan organisasi
buruh dalam naungan KSBSI.
“Hal ini berdasarkan pengalaman yang
masa lalu, namun saya selaku Ketua berusaha menyakinkan para kontraktor migas
di Riau tentang bagaimana seharusnya kita membangun kerjasama di Riau.” tutur
Azwir.
Selanjutnya Riswan Lubis menjelaskan
bahwa baik FPE maupun Korwil KSBSI Riau
pada beberapa tahun belakangan ini konsentrasi
memikirkan keberlanjutan bekerja
para buruh yang bekerja dilingkungan Chevron Riau.
“Berbagai upaya kami lakukan secara
bersama-sama dalam rangka memikirkan keberlanjutkan pekerjaan bagi anggota FPE
yang mana pada 21 Agustus 2021 masa kontrak PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) akan berakhir” jelas Riswan.
Terkait hal tersebut FPE dan Korwil
KSBSI Riau sedang membangun kemitraan
dengan berbagai pihak agar dapat memastikan bahwa anggota FPE KSBSI yang
awalnya bekerja di Chevron akan tetap bekerja pasca berakhirnya kontrak
Chevron.
Selanjutnya Juandi Huaturuk selaku
Korwil KSBSI Riau, menjalsakan bahwa dalam waktud dekat kita akan bersama-sama
menghadap Direktur Pertamina Hulu Rokan
yang berkantor di Jakarta.
“Kita akan membicarakan berbagai
kerjasama yang dapat kita lakukan pasca 21 Agustus 2021, dimana PT. Pertamina
akan menguasai pengelolaan PT. CPI.” ungkap Juandi.
Sementara itu baik AKTR , Korwil KSBSI
Riau menyepakati akan membuat sebuah Memorandum of Understanding (MoU) terkait keberlanjutan bekerja bagi anggota
FPE KSBSI di Riau , maupun membangun hubungan yang harmonis antara para
kontraktor Migas dan serikat buruh.
Selain itu, baik AKTR, Korwil KSBSI Riau
dan DPP FPE KSBSI menyepakati akan
bertemu dengan Direktur PT Pertamina Hulu Rokan di Jakarta dalam waktu
dekat. Mengenai waktu pertemuan akan dikordinasikan kemudian.( fpe-sbsi.or.id)