Perwakilan PT. Freeport Indonesia Apresiasi FPE KSBSI Yang Berhasil Menjalankan Agenda Dialog Sosial

Perwakilan PT. Freeport Indonesia Apresiasi FPE KSBSI Yang Berhasil Menjalankan Agenda Dialog Sosial

.

KSBSI.org, JAKARTA - Nikodemus Purba dari perwakilan PT. Freeport Indonesia menyampaikan Federasi Pertambangan dan Energi afiliasi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (FPE KSBSI) saat ini menjadi serikat buruh yang sukses menjalankan mitra dialog di lingkungan kerja. Harapannya, hubungan komunikasi yang sudah terbangun baik ini tetap berjalan langgeng.

Baca juga:  Komite CC dan JT Bakal Menyikapi Pidato Presiden Jokowi Pasca Pidato Perubahan Iklim COP26 ,

“Dengan adanya dialog sosial, maka perusahaan semakin mengerti keinginan dan kebutuhan buruh untuk mewujudkan kesejahteraan buruh. Sehingga bisa memutus rantai perselisihan hubungan industrial di perusahaan,” ucap Nikodemus, saat memberikan kata sambutan pembukaan Kongres FPE KSBSI ke VI di Hotel Mercure Ancol Jakarta Utara, Rabu (10/11/2021).

Ia menjelaskan bahwa PT. Freeport memiliki sejarah panjang dengan serikat buruh. Apabila buruh bergejolak melakukan aksi demo, maka sangat mengganggu produktivitas perusahaan. Jadi, satu-satunya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, sekarang ini pihaknya lebih mengupayakan dialog melalui Bipartit dengan perwakilan serikat buruh.

“Agar persoalan perselisihan bisa cepat diselesaikan dan perusahaan kembali normal beraktifitas,” imbuhnya.

PT. Freeport Indonesia sendiri sekarang ini juga lebih senang melakukan pertemuan informal saat membicarakan hak dan kesejahteraan buruh. Sebab, dengan duduk dan ngopi bersama, justru semakin tercipta keterbukaan serta terbangun ikatan emosional.

“Intinya, PT Freeport Indonesia telah membangun paradigma  baru, bahwa serikat buruh diantaranya seperti FPE KSBSI bukan momok yang menakutkan. Tapi menjadi mitra dialog yang banyak memberikan kontribusi pemikiran untuk memajukan perusahaan dan anggotanya,” kata Nikodemus.

Salah satu contohnya, FPE KSBSI telah memberikan kontribusi pemikiran, agar PT. Freeport Indonesia bisa membuat kebijakan untuk lebih memanusiakan buruhnya dalam perlindungan sosial dan ketenagakerjaan. Seperti mendorong upah layak, cuti melahirkan  14 minggu kepada pekerja buruh perempuan melalui Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PKB).

“Jadi saat ada tuntutan kami butuh sebuah penyampaian komunikasi yang baik dari perwakilan serikat buruh agar perusahaan bisa memahami saat bernegoisasi. Saya pikir FPE KSBSI telah berhasil menjalankan komunikasi yang baik selama ini di PT. Freeport Indonesia,” ujarnya.              

Terakhir, ia menyampaikan bahwa PT. Freeport Indonesia masih banyak kekurangannya dalam menampung aspirasi buruh. Namun pihaknya berkomitmen akan terus memperbaiki melalui hubungan dialog sosial dan diterapkan lewat PKB yang disepakati oleh kedua belah pihak.

. “Semoga Kongres ke VI FPE KSBSI menghasilkan ide dan gagasan baru yang bisa menciptakan dialog sosial yang lebih bermutu untuk meningkatkan kesejahteraan anggota,” tutup Nikodemus. (A1)              

 

 

Komentar