KSBSI.org,Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) secara tegas menyampaikan segala bentuk kekerasan terkait konflik bersenjata Negara Ukrania dan Rusia. Sebab, tidak ada keuntungan didapat dari perang. Justru hanya menimbulkan kehancuran, kehilangan dan duka. KSBSI menyerukan kedua pemimpin negara ini harus segera berdialog untuk membangun perdamaian.
Baca juga: Dianggap Tak Becus Bekerja, KSBSI Desak Jokowi Evaluasi Anak Buahnya Terkait Langkanya Minyak Goreng , Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Bersama Serikat Buruh/Serikat Pekerja Fokus Bahas Pekerja Di Sektor Perikanan,
Elly
Rosita Silaban Presiden KSBSI menegaskan serikat buruhnya tidak mau ikut-ikutan
membela Ukrania atau Rusia. Tapi KSBSI memihak nilai kemanusiaan dan menolak
segala bentuk kekerasan. Sebab organisasinya konsisten melakukan kampanye
perdamaian. Menolak penindasan yang dilakukan tentara Israel tehadap warga
Palestina. Mengecam pengusiran dan intimidasi yang terjadi pada etnis
Rohingnya, serta membangun solidaritas untuk menolak junta pemerintahan militer
Myanmar.
“Persolan perang Ukrania-Rusia itu tak ada urusannya dengan buruh
di Indonesia. Kalau pun ada memihak pada satu negara, hanya semakin memperkeruh
suasana. Jadi sikap KSBSI tetap berdiri diatas nilai kemanusiaan,” ucapnya,
saat diwawancarai di Kantor KSBSI, Cipinang Muara Jakarta Timur, Selasa
(29/3/2022).
Elly menceritakan, KSBSI adalah anggota Konfederasi Serikat Buruh
Internasional atau International Trade Union Confederation (ITUC). Dan ITUC
sekarang ini telah menyerukan penggalangan dana ke semua serikat buruh
anggotanya untuk membantu korban perang masyarakat Ukrania.
“Secara kemanusiaan, pastinya KSBSI ikut terlibat membantu dana
kemanusiaan untuk korban perang di Ukrania. Karena negara ini telah luluh
lantah dibombardir tentara Rusia,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan tidak setuju dengan tentara Rusia yang
menginvasi wilayah Ukrania. Karena tindakan ini sangat jelas mengancam dan
menghilangkan ribuan nyawa manusia tak berdosa. Sebab akan banyak orang tua
yang kehilangan anaknya. Jutaan buruh terpaksa kehilangan pekerjaan akibat
terjadi perang.
“Begitu juga sebaliknya, kalau tentara Ukrania yang menginvansi
Rusia dan berdampak pada ancaman nyawa, KSBSI juga akan menolak tindakan itu,”
ungkap Elly.
Selain itu, dampak perang kedua negara tersebut juga berpengaruh
ke Indonesia. Contohnya, minyak goreng sekarang ini masih langka ditengah
masyarakat. Hal ini disebabkan karena Ukrania dan Rusia adalah negara produksi
terbesar minyak goreng dari bunga matahari diwilayah Eropa. Saat kedua negara
ini perang, produksinya pun berhenti. Sehingga persediaan minyak goreng dari
kelapa sawit di Indonesia banyak diborong orang Eropa.
“KSBSI juga ikut mengecam mafia penimbun minyak goreng sekarang
ini, sehingga masyarakat kita susah mencarinya dan harganya naik tinggi.
Pemerintah tidak boleh diam dengan persoalan ini, harus bertindak tegas,” tegas
Elly.
Intinya, KSBSI tetap berdiri pada nilai kemanusiaan dan mengutuk
segala bentuk penindasan atas nama senjata. “Tidak ada perang yang membawa
keuntungan, hanya menimbulkan trauma. “Saya berharap pemimpin Ukrania dan Rusia
bisa segera berdialog dan menyelesaikan perang yang terjadi,” tutupnya.
(AH)